Gerimis di Bulan Maret, Bagian 5: Pulang, tapi ke Mana?

Pulang, Tapi Ke Mana?

Siang itu aku mengajak Eca pergi ke Qmall, untuk menghilangkan segala ke overthingking-ku yang benar-benar menyakiti kepalaku dan juga hatiku. Kami berkeliling Qmall. Aku dan Eca singgah sebentar ke Stroberi Qmall, Eca tampak membeli cincin. Setelah itu kami makan di KFC di Mall itu untuk mengisi perut dan bersantai. 

Dengan menggunakan uang hasil kerjaku di kedai, aku bersyukur bisa menikmati perjalananku di sini. Sepulang itu, aku akhirnya pindah inap ke kos temanku yang lain, namanya Uci. 

Aku tidak menyerah, malam itu aku mengajak Suma untuk ketemuan di malam kedua. Aku telah memilih pakaian terbaik malam itu untuknya jauh dari rumah. Namun setelah sekian kali aku mengajaknya untuk ketemuan, dia tetap tidak mau, dia menolakku dengan alasan acara keluarga. 

Kau tahu, Suma aku jauh-jauh datang dari luar kota menempuh perjalanan tidak sebentar, mengeluarkan tenagaku, pikiran dan perasaanku demi untuk menemuimu, tapi dirimu sama sekali tidak menghargai keberadaanku, usahaku yang jelas-jelas nyata untukmu.

Aku hanya bisa menangis sendiri, bahkan Uci pun tidak tahu. Aku begitu menangis dan sakit rasanya seperti ini, seperti dicampakkan begitu saja. 

Beginikah caramu, Suma mencintaiku? Seharusnya dirimu setidaknya bisa menghargaiku dan meminta maaf, namun begitu dirimu, yang begitu ego, namun sayangnya aku masih saja mengharapkanmu.

Apalagi yang bisa kuharapkan di sini, selain pulang. Namun entah aku harus pulang ke mana setelah ini? 

Bersambung...