Kita harus belajar untuk menerima dan menghargai perbedaan. Keberagaman adalah kekayaan yang memperkaya kehidupan. Menerima orang lain apa adanya, tanpa memedulikan label dan stigma, merupakan kunci untuk membangun masyarakat yang inklusif. Salah atau bentuk teori ini adalah pemikiran Gus Dur tentang pluralisme yakni sebuah keniscayaan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Dengan memahami dan mengamalkan pluralisme, kita dapat membangun kehidupan yang lebih harmonis, damai, dan sejahtera.
Mendukung Kebijakan yang Anti-diskriminasi
Kebijakan yang adil dan pro-kesetaraan dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan bebas stigma. Advokasi dan dukungan terhadap kebijakan anti-diskriminasi di berbagai sektor, seperti pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan, sangatlah penting.
Membangun Budaya Saling Menghormati dan menghargaiÂ
Menumbuhkan budaya saling menghormati dan menghargai antar individu dan kelompok merupakan fondasi utama untuk menghapus stigma. Hal ini dapat dilakukan dengan mempromosikan nilai-nilai positif seperti toleransi, empati, dan inklusivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Persamaan tidak menuntut pembenaran, hanya kesetaraan penghargaan atas berbagai kebenaran. Dialog antar kebenaran jangan jadikan suatu irisan yang memecah. Karena suatu Pembenaran tidak terjadi kalo landasannya bahwa kamu benar! dan yang lain tidak benar!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H