Mohon tunggu...
Khoirul Huda
Khoirul Huda Mohon Tunggu... Mahasiswa

Berkelana Kalo Sempat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Dasar Variabel Metode Pembelajaran

22 November 2023   10:33 Diperbarui: 22 November 2023   11:00 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengertian konsep dasar tentang variable metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara sistematis dalam bentuk konkret berupa langkah-langkah untuk mengefektifkan pelaksanaan suatu pembelajaran. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Iskandarwassid dan Sunendar (2011, hlm. 56) yang mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau ditentukan.

Sementara itu, Sutikno (2014, hlm. 33) berpendapat bahwa pengertian "metode" secara harfiah berarti "cara", metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli Wina Sanjaya Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2016, hlm. 147).

Abdurrahman Ginting Menurut Ginting (2014, hlm. 42) metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik. Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya. Metode pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik di kelas, baik secara individu maupun kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik (Ahmadi & Prasetya, 2015, hlm. 52).

Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja sistematis yang memudahkan pelaksanaan pembelajaran berupa implementasi spesifik langkah-langkah konkret agar terjadi proses pembelajaran yang efektif mencapai suatu tujuan tertentu seperti perubahan positif pada peserta didik.

Macam-macam variable metode pembelajaran

Macam Macam Metode Pembelajaran K13

Berbicara macam metode pembelajaran yang tersedia, ada baiknya jika kita mempelajari berbagai metode yang sesuai dengan kurikulum 2013. Berikut adalah beberapa contoh metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam rangka ikut menyukseskan kurikulum 2013 (k13).

Metode Pembelajaran Examples non Examples

Metode ini meminta siswa untuk secara berkelompok menganalisis gambar lalu mendiskusikan hasilnya. Langkah-langkah dari metode ini adalah sebagai berikut.

Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui proyektor. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Penutup (berupa rangkuman atau kesimpulan).

Penjelasan lebih lengkap mengenai metode pembelajaran example non example dapat dibaca pada artikel di bawah ini:

Metode Pembelajaran Picture and Picture

Metode ini mengajak siswa untuk mengurut gambar berseri yang disusun secara acak oleh Guru sambil memaparkan alasan pengurutannya. Langkah-langkahnya metode picture and picture adalah:

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Menyajikan materi sebagai pengantar. Guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dan sebetulnya saling terkait satu sama lain, namun susunannya telah di acak. Guru menunjuk atau meminta siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar yang ditentukan oleh siswa. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.

Metode Numbered Heads Together

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Intinya, metode ini membagi tugas yang diberi nomor untuk dipelajari oleh siswa yang mendapatkan nomor tersebut dalam kelompok yang berbeda. Kemudian, masing-masing siswa pemegang nomor akan berbagi dengan kelompok masing-masing dan kelompok lainnya. Berikut ini adalah langkah-langkahnya. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.

Metode Cooperative Script

Metode naskah Kooperatif mengajak peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian untuk menjadi pembicara dan pendengar (Dansereau Cs., 1985). Berikut adalah langkah-langkahnya:

Guru membagi siswa untuk berpasangan. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. Pembicara membacakan hasil meringkasnya sejelas mungkin dengan cara menyampaikan ide pokok dalam ringkasannya. Sementara itu, pendengar menyimak dan jika diperlukan membantu atau mengoreksi pembicara lalu menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang dibacakan. Kemudian, pembicara dan pendengar bertukar peran dan melakuan hal yang sebaliknya. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama dengan siswa.

Metode Kepala Bernomor Terstruktur 

Metode ini adalah modifikasi dari Number Heads Together. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor yang didapatkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya, siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya. Jika diperlukan, guru dapat meminta siswa untuk bekerja kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka. Melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.

Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

STAD atau Tim siswa kelompok prestasi dikembangkan dan dipopulerkan oleh Slavin pada tahun 1995. Metode ini mengelompokkan siswa secara heterogen menurut prestasi, gender, suku, dsb dan diminta untuk mengerjakan tugas kelompok.

Kemudian evaluasi dilakukan dalam bentuk tes atau kuis, kelompok tidak boleh saling membantu dalam fase ini. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah STAD adalah sebagai beriku. Membentuk kelompok yang anggotanya berjumlah empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).

Guru menyajikan materi pelajaran. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang telah memahami materi harus menjelaskannya kepada anggota lain hingga semua anggota kelompok memahaminya. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. Memberi evaluasi dan Penutup (Kesimpulan).

Penjelasan lengkap mengenai kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada artikel di bawah ini:

Metode Pembelajaran Jigsaw (Metode Tim Ahli)

Jigsaw membagi kelompok yang setiap anggotanya akan dibagi kelompok kembali menjadi tim ahli dari masing-masing materi yang diberikan. Kelompok tim ahli akan secara berkelompok mempelajari materi yan ditentukan lalu kembali ke kelompok mereka masing-masing setelah menjadi ahli (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978). Langkah-langkah Jigsaw adalah sebagai berikut:

Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim. Setiap anggota dalam tim akan diminta untuk menjadi seorang ahli dalam suatu bagian materi yang berbeda. Semua tim ahli dari tim yang berbeda berkelompok dan membentuk tim ahli untuk berdiskusi dan mempelajari materi yang sama. Kemudian masing-masing tim ahli akan kembali ke kelompok mereka untuk membagikan keahliannya pada tim asal tersebut. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.Guru memberikan evaluasi. Penutup

Penjelasan lengkap mengenai metode pembelajaran jigsaw dapat disimak pada tautan di bawah ini:

Problem Based Introduction (PBI)

Pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan dengan cara memberikan permasalahan yang harus dipecahkan oleh peserta didik.

Langkah-langkah :

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) Guru mendorong siswa agar mengumpulkan data dan informasi yang sesuai dengan masalah. Kemudian, siswa melaksanakan penelitian atau eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah berdasarkan pengumpulan data dan hipotesis yang didapatkan dari eksperimen/penelitian. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Metode Pembelajaran Artikulasi

Metode pembelajaran ini meminta siswa untuk secara berpasangan untuk menyampaikan materi yang diterima dari guru dan mencatatnya secara bergantian. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. Bagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang (berpasangan). Siswa meminta seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran dan begitu juga kelompok lainnya. Secara bergiliran siswa menyampaikan hasil wawancara dengan pasangannya. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa. Kesimpulan/penutup.

Mind Mapping

Intinya, Guru memberikan permasalahan yang memiliki jawaban atau solusi alternatif sehingga dapat dibuat peta konsepnya dan siswa dapat mempelajari serta mendiskusikan setiap alternatif jawaban dengan rekan-rekan dan tentunya Guru. Langkah-langkah metode mind mapping adalah sebagai berikut.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi. Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatatnya di papan tulis untuk kemudian kelompokkan sesuai kebutuhan

Berdasarkan catatan yang ada di papan tulis, siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau guru memberikan bandingan materi sesuai dengan konsep yang disediakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun