DiJepang minimal setahun Ada 3 Kali liburan besar Yg memacetkan lalin Dan memadatkan stasiun kereta.
naik kereta cepat di Musim libur, haram hukumnya membawa koper Ukuran besar. Wanita2 cantik pulang kampung hanya bawa tas bahu Dan sekantong oleh2, lalu duduk manis disepur, sementara koper dikirim pakai jasa kurir.Â
Kota besar Di Jepang tidak ter pusat ditokyo, Ada beberapa Kota besar yang tersebar, meskipun pergerakan penduduk dimusim libur kebanyakan berasal Dari Tokyo.Â
Shinkansen menjelang Dan sesudah liburan ditambah jumlah perjalanannya Sampai 170 Kali Satu arah perhari dengan rentang waktu paling cepat 3 menit. Jadi 2 lintasan shinkansen Sehari Ada 340 Kali sepur wirawiri.Â
Setiap rangkaian Ada 16 gerbong dengan 1300 tempat duduk, tapi Bisa muat 2000 orang (Ada gerbong Yg boleh berdiri). Jadi Sehari Shinkansen Bisa max mengangkut 650 Ribu - 800 Ribu orang dgn perkirakan penumpang tidak Turun naik Di stasiun Sama. berarti 3 hari menjelang Dan akhir liburan Bisa mengangkut penumpang 2 -2.5 juta orang.Â
Itu pun Masih Belum cukup, Masih banyak Yg blm kebagian tiket sesuai dgn hari Yg diharapkan.
Kondisi Sama jg terjadi Di jln toll, jam perjalanan Yg kurang tepat Bisa memanggang Kita didlm mobil ber jam2 terutama disimpul kota Dan persimpangan.Â
Bayangkan jika bullet train jkt - sby Ada Saat Ini , parahnya penumpang hanya terpusat dr Dan ke jkt, dgn jumlah lintasan Dan gerbong Yg sama Di Jepang , brp hari akan dibutuhkan Untuk mengangkut 5 juta penumpang?
Seandainya pemerintah punya kemampuan financial membangun jalur Ini secepatnya, mungkinkah kritikan Itu sirna dgn sendirinya?
Di lain pihak Jumlah orang Indonesi yg mampu membeli Mobil meningkat, dimana mereka membayangkan jalan toll Yg lebih panjang dibandingkan dengan thn lalu akan membuat lebih convenience dengan kendaraan pribadi tanpa bayangan macet di pintu keluar toll.
Bottle neck Di jln toll Itu pasti ada meskipun dinegara semaju Jepang pun, hanya management Yg Bisa meminimalisir. Pemerintah sekarang sdh lebih baik, mentrinya jg sdh bekerja keras, hanya perlu evaluasi, Masih kurang Apa lagi? Masak disuruh mundur, Terus diganti Sama Yg Itu Itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H