Perempuan dan teknologi merupakan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Di zaman kini, perempuan telah berani mengambil peran untuk ikut berpartispasi dalam pembangunan. Mereka juga sadar bahwa penguasaan teknologi merupakan keterampilan yang dibutuhkan di era disruptionini.
Kasus tidak responsif gender dapat dilakukan dengan memberdayakan pengarusutamaan gender pada semua lini kehidupan. Perempuan Indonesia harus sadar dengan jumlah mereka yang lebih banyak, merupakan potensi untuk memperjuangkan hak serta posisi mereka dalam aspek kehidupan. Perempuan tidak boleh mengalami kasus termarginalkan, menangung beban kerja ganda dengan upah minim , mengalami  kekerasan maupun menjadi stereotype. Perempuan harus merubah cara berpikirnya bahwa mereka harus memiliki kompetensi diri yang lebih baik tanpa meninggalkan kodratnya. Keterampilan-keterampilan abad 21 harus dimiliki oleh perempuan abad ini agar mereka tidak tertinggal secara pendidikan, ekonomi,sipil, politik, tenaga kerja kesehatan, dan lain-lain.
 Dengan membangun kekuatan keluarga maka perempuan harus menjadi ujung tombak perubahan revolusi mental dan kemajuan generasi bangsa . Perempuan Indonesia juga perlu melibatkan diri dalam kelompok-kelompok atau komunitas IOT (Internet Of Thinking) serta mampu mengembangkan cara berpikir Blended of Think. Jayalah perempuan Indonesia.
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H