Mohon tunggu...
PC IMM KABUPATEN SIDRAP
PC IMM KABUPATEN SIDRAP Mohon Tunggu... Editor - ARTIKEL BERITA YANG MEMUAT TERKAIT POSTINGAN SOSIAL, SPIRITUAL, LITERASI, OPINI DAN LAINNYA

IG : @pcimmsidrap FB : Pimpinan Cabang IMM Kab. Sidrap Email : pc.imm.kab.sidrap@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gairah Pancasila

1 Juni 2022   05:23 Diperbarui: 1 Juni 2022   05:25 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IMMawati Nurinayah'Tul Ma'wah Pasyah

Kabid RPK PC IMM Kab. Sidrap 2022-2023

Kondisi bangsa Indonesia sekarang sedang dilanda oleh sebuah iklim karakter kehidupan yang tidak mendukung tumbuhnya budaya Pancasila. Memudarnya karakter (krisis karakter) dapat dilihat dari meningkatnya pergaulan seks bebas, LGBT, pornografi, maraknya kekerasan pada anak- anak dan remaja, pelecehan terhadap perempuan, banyaknya mengkonsumsi narkoba, korupsi, pola hidup konsumeris, praktik hidup keagamaan yang mementingkan formalisme yuridis dan simbol-simbol yang memudahkan untuk diadu domba. 

Hal ini merupakan pekerjaan bersama yang menjadi tanggung jawab semua elemen bangsa dan dicarikan jalan keluarnya, termasuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. 

Karena jelas tertuang dalam Nilai Dasar Ikatan (NDI) bahwa," segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan kemungkaran adalah lawan besar gerakan IMM, perlawanan terhadapnya adalah kewajiban setiap kader IMM."

Krisis karakter sekarang ini sudah menjalar pada lingkungan kampus sehingga mudah ditemui sikap dan perilaku seorang mahasiswa yang bertentangan dengan nilai moral. Sebagai manusia yang menjunjung keharmonisan dan keserasian sebagai jati diri bangsa maka sangatlah tepat jika nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai nilai moral untuk landasan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai Pancasila berdasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

Dalam sejarah pergerakan mahasiswa, gerakan
moral mahasiswa tidak akan terpisah dari lingkungan kondisi politik yang melingkupinya. 

Setidaknya ada dua hal yang mendasari: pertama, agent of change atau agen perubahan, yang melekat karena didasari oleh para kaum muda khususnya mahasiswa untuk menentang secara naluriah dari segala bentuk kebijakan yang tidak pro dengan rakyat. Kedua, masyarakat dari berbagai elemen yang merupakan objek dari setiap  kebijakan publik, yang banyak berharap kepada pergerakan mahsiswa yang netral supaya aspirasi mereka bisa tersampaikan terhadap pemerintah tanpa harus melaui partai politik, dan lain-lain.

 Kondisi seperti ini bisa dikatakan sebagai simbiosis mutualisme antara mahasiswa dan elemen masyarakat. Tapi terkadang orisinalitas pergerakan mahasiswa kini mulai terkikis oleh maraknya predator demonstran, yang mempunyai kepentingan, bukan lagi gerakan mahasiswa yang murni dari seruan moral.

Seiring dengan laju zaman dan arus perubahan sosial bagaikan petir yang menyambar, saat ini mahasiswa terlebih kader IMM tengah berdiri dalam kondisi kebangsaan yang tidak kalah akut dan sulitnya dibandingkan dengan apa yang terjadi di orde lama, orde baru dan pasca reformasi. 

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa mengandung nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Apabila seorang mahasiswa mampu menyadari dan benar-benar bisa menjalankan kelima aturan moral atau kelima nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka manusia dapat menyelamatkan bangsa dari berbagai konflik. Membangun karakter melalui nilai-nilai Pancasila dapat mempersatukan seluruh kebhinekaan bangsa Indonesia.

Maka dari itu, sebagai seorang mahasiswa harus bisa mengimplementasikan
nilai-nilai dari Pancasila yang didalamya
terkandung beberapa hubungan yang
melahirkan keseimbangan antara hak
dan kewajiban antara hubungan
tersebut. 

Pertama: hubungan vertikal
yaitu hubungan manusia dengan
Tuhan, sebagai penjelmaan dari nilai- nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kedua: hubungan horizontal yaitu
hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa dan warga negara. Hubungan tersebut melahirkan
hak dan kewajiban yang seimbang.
Ketiga: hubungan alamiah yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuh- tumbuhan dan alam dengan segala kekayaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun