Mohon tunggu...
Irhash InsaniyWidya
Irhash InsaniyWidya Mohon Tunggu... Lainnya - 22107030121_UIN SUNAN KALIJAGA

22107030121_UIN SUNAN KALIJAGA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Berlibur dan Bersantai di Pantai Bantul Bersama Keluarga

17 Juni 2023   23:53 Diperbarui: 17 Juni 2023   23:55 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: galeri sendiri

Beberapa Pantai yang saya kunjungi di Bantul

Sudah menjadi kebiasaan keluarga saya pergi ke pantai bersama, karena kakak saya sekarang bertempat tinggal di Bogor. Jadi kadang dia rindu bermain di pantai bersama. Biasanya dia pulang ke Jogja 2 sampai 3 kali dalam setahun dan selalu pergi ke pantai bersama-sama.

Beberapa pantai yang saya kunjungi bersama keluarga:

1. Pantai Parangtritis

Pantai ini sangat populer di Jogja. Sangat tidak asing bagi warga Jogja, dan pasti orang Jogja sudah pernah berkunjung di pantai ini untuk sekedar bersantai di waktu senggang. Pantai ini bertempat di Bantul, Jogja. Untuk masuk ke pantai parangtritis ini hanya butuh menyiapkan uang 10 ribu rupiah dan uang parkir saja. Di pantai parangtritis ini tidak hanya bisa bermain air tapi ada Apv, tidak sedikit dari pengunjung yang bermain apv di dekat pohon-pohon pantai. Apv ini berkisaran harga 50 sampai 100 ribu rupiah. Ada juga Delman, pastinya banyak anak kecil yang tertarik untuk menaiki kuda ini karena biasanya anak kecil suka hewan dan mereka penasaran. Di pantai ini juga banyak warung dan juga jajanan-jajanan.

2. Pantai Depok.

Pantai depok ini juga bertempat di Bantul, Jogja. Pantai ini terkenal dengan pasar ikan nya. Biasanya setelah bermain air di pantai parangtritis saya dan keluarga saya mengunjungi pasar ikan nya dan membeli beberapa seafood yang ada di sana. Ada kepiting, cumi, ikan nila, dan lain-lain. Untuk masuk pantai ini sudah tidak perlu membayar 10 ribu lagi, tapi hanya perlu menyiapkan uang parkir saja. Ya, biasanya saya dan keluarga hanya mampir untuk membeli ikan-ikanan saja.

3. Pantai Baru

Pantai yang ketiga adalah pantai baru. Setelah membeli ikan di pantai depok saya dan keluarga lanjut ke pantai baru untuk membayar orang supaya memasakan ikan-ikan yang sudah di beli tadi di pantai depok. Disini juga masih bisa bersantai, bermain pasir bersama ponakan-ponakan saya.

4. Gumuk Pasir.

Sudah bukan di pantainya lagi tapi di gumuk pasir. Apa itu gumuk pasir? Gumuk pasir adalah gundukan pasir yang terjadi akibat pasir yang terhembus oleh angin. Disana kita bersantai dan berfoto-foto untuk kenang-kenangan bersama. Biasanya masuk gumuk pasir membayar 5 ribu rupiah/orang, dan jangan lupa siapkan uang parkir.

5. Taman Matahari

Sama seperti gumuk pasir, di taman matahari ini saya dan keluarga menghabiskan waktu dengan bersantai dan foto-foto bersama. Untuk masuk ke taman matahari perlu membayar 10 ribu rupiah/orang dan menyiapkan uang parkir.

Sumber: galeri sendiri
Sumber: galeri sendiri

Bagaimana sejarah pantai parangtritis?

Pantai ini pada awalnya ditemukan Dipokusumo, seorang pelarian Kerajaan Majapahit. Dipokusumo menyepi dan melakukan semedi di sekitar pantai ini. Dari tempat semedinya, ia melihat air yang menetes atau disebut tumaritis dari celah batu karang yang disebut parang. Selain sejarah di atas, berkembang pula Misteri Pantai Parangtritis di masyarakat setempat bahkan wisatawan dari luar pun percaya jika Pantai Parangtritis adalah pintu gerbang Istana Kerajaan Laut Selatan merupakan bagian dari daerah kekuasaan Ratu Selatan yang dipimpin oleh Nyai Roro Kidul. Selain kisah misteri tentang Nyai Roro Kidul, Pantai Parangtritis juga diceritakan sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga setelah Panembahan Senopati usai menjalani pertapaan. Jadi, wajar jika selain sebagai tempat rekreasi, Parangtritis juga menjadi lokasi yang penuh keramat. Tidak sedikit pengunjung yang datang untuk bermeditasi. Pantai ini juga menjadi salah satu tempat berlangsungnya upacara Labuhan dari Kraton Jogjakarta. Kenapa bisa di beri nama parangtritis? dan siapa yang memberi nama? yang memberi nama parangtritis adalah Dipokusumo ia memberi nama 'Parangtritis', yang berarti 'air yang menetes dari batu'. Pantai ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai perwujudan kesatuan antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Pantai Parangtritis. Mbah Yadi, seorang pakar Kejawen, menyebutkan bahwa ada dua pantai yang terkenal sebagai tempat pesugihan Nyi Roro Kidul, yaitu Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo. Kedua pantai ini terletak di selatan kawasan pantai Yogyakarta dan merupakan objek wisata andalan di daerah tersebut. Pada kawasan pesisir pantai selatan ombak yang dihasilkan cenderung besar atau tinggi, hal itu disebabkan karena pantai selatan berhadapan langsung dengan samudera Hindia sehingga menghasilkan energi gelombang yang kuat.

Kenapa bisa ada gumuk pasir di parangtritis?

Pasir yang membentuk Gumuk Pasir Pantai Parangtritis berasal dari erupsi Merapi yang terbawa oleh arus sungai hingga ke pantai dan kemudian terbawa oleh angin hingga membentuk barchan. Di Parangtritis terdapat sekitar 190 bentukan gumuk pasir, yang terdiri dari jenis-jenis barchan 70 buah, longitudinal 80 buah, parabolik 30 buah dan sisir 10 buah. Masing-masing bentuk tersebut mempunyai cara dan faktor pengontrol pembentukan yang berbeda. Bentuk parabolik dan sisir dipengaruhi oleh vegetasi yang memotong arah angin sehingga kecepatan angin di belakang vegetasi kurang. Gumuk pasir Parangtritis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar : pasif dan aktif. Gumuk pasir aktif menempati sisi timur pada luasan sekitar 70 hektar. Di sini proses-proses pembentukan gumuk pasir longitudinal dan barchan oleh aktivitas angin yang bertiup kuat dapat diamati dan dipelajari dengan baik, misalnya struktur pengendapan permukaan riple mark. Terbentuknya gumuk pasir atau sand dune di pantai selatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Pengaruh Gunung Merapi

2. Pengaruh Angin

3. Pengaruh Sungai

4. Pengaruh Graben Bantul

5. Pengaruh Dinamika Masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun