Mohon tunggu...
Ircham Arifudin
Ircham Arifudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Brebes Club (KBC-53): penulis receh sekaligus penikmat kopi tanpa gula

menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Selamat Jalan Komandanku

30 Juli 2021   14:07 Diperbarui: 30 Juli 2021   14:34 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
-Abah Er in memory- 

# Kenal sejenak, berkesan dalam benak

"Tuuut.. Tuut... Tuuuuttt....", terdengar entah berapa kali notifikasi ponsel diiringi getaran-getaran kecil memecah keheningan malamku, sambil mengumpulkan "kepingan-kepingan kesadaran" perlahan kubuka ponsel yang tak jauh dari posisi tidurku, jam digtal menunjukkan pukul 3.15 pagi. Ternyata ada teman mengirimi kabar lelayu, salah satu senior kami telah berpulang ke Rahmatullah jam 2 tadi.

Saya terhentak dan ada keraguan atas kabar tersebut, saya coba membaca ulang dengan perlahan pesan WA, dan saya mendapati kabarnya masih sama. Seakan belum percaya, saya baca juga percakapan salah satu grup, ternyata kabar lelalu itu benar adanya. "Inna Lillahi Wa Inna Lillahi Roji'un...," gumamku.

Nama Beliau Erwanto bin Taswadi (62 th), kami terbiasa memanggilnya Abah Er karena usia Beliau yang terpaut jauh dengan saya dan sahabat-sahabat Banser lainnya. Beliau juga memiliki banyak murid di padepokan hikmah yang didirikannya. Beliau adalah salah satu guru, Pembina GP Ansor Jatibarang -- Brebes, sesepuh sekaligus senior bagi kader-kader Banser di tempat kami, Beliau merupakan sosok kader Banser yang "ideal".

Ideal dalam arti anggota Ansor penggerak, multitalenta, memiliki kedisiplinan dan dedikasi yang tinggi, ketahanan fisik dan mental yang tangguh, penuh semangat dan daya juang dan religius serta mampu berperan sebagai benteng ulama.

Saya mengenalnya awal tahun 2020 yang lalu, saat saya mulai aktif khidmah di Ansor (baca: mengabdikan diri), sesepuh Banser yang pertama kali saya sowani dan saya mintai petunjuk. Saya belajar banyak hal tentang organisasi dan keselarasan hidup dari Beliau, salah satunya adalah patuh kepada pimpinan (satu komando dalam barisan yang sama).

# Jalan Khidmah Almarhum

Secara pasti, entah sejak kapan Beliau memantapkan diri memilih jalan khidmah untuk NU & NKRI, namun menurut salah satu anggota Banser yang mengatakan bahwa sejak awal tahun 90-an Beliau sudah aktif terlibat di kegiatan-kegiatan Banser Kecamatan Jatibarang, dan semangat khidmahnya sedikitpun tak pernah surut hingga Beliau tutup usia pada sabtu pagi 24 Juli kemarin.

Menurut Menurut Beliau, "khidmah di Ansor-Banser dan NU adalah panggilan hati, tidak semua kader NU diberi kesempatan untuk khidmah, maka jika kita sudah memilih jalan khidmah itu, ya harus patuh pada pimpinan, patuh pada kebijakan organisasi, satu komando, satu barisan."

Saya menjadi saksi khidmah Beliau untuk NU dan NKRI. Betapa banyak kegiatan-kegiatan sosial dan kemasyarakatan pada periode khidmah kami (2020-2022) yang sudah kami lakukan atas arahan dan petunjuk Beliau, mulai dari pembagian 1.600 bungkus Wedang Jahe Rempah untuk pengguna jalan sebagai ikhtiar menangkal corona di akhir Februari 2020, distribusi 1.300 masker untuk pelaku usaha di sepanjang jalan raya jatibarang pada bulan maret 2020, distribusi beras untuk 161 lansia dan kaum dhua'afa yang terdampak corona pada pertengahan april 2020 dan 621 paket yang sama di awal mei 2021, distribusi bingkisan makanan untuk 555 anak yatim menjelang lebaran tahun 2020 dan 90 paket bingkisan lebaran tahun 2021.

Belum lagi, banyak sekali kegiatan-kegiatan internal Ansor-Banser yang Beliau hadiri, baik di tingkat ranting, anak cabang maupun di tingkat cabang Brebes. Beliau tidak hanya hadir dalam kegiatan tetapi juga selalu memotivasi dan menyemangati kader-kader yang lain untuk istiqomah memilih jalan khidmah ini.

# Almarhum dalam pandangan Sahabat-sahabat Banser

Merasa sedih dan kehilangan? Tentu dong... Tapi kami gak akan berlarut-larut dalam kesedihan karena kehilangan sosok guru, sesepuh sekaligus senior. Secara ragawi kami dan Beliau telah terpisah, namun secara semangat dan jalan khidmah kami dan Beliau akan senantiasa bersama.

Terlalu banyak kenangan dan kesan mendalam tentang Beliau bagi kader-kader Banser yang tiada dapat diungkapkan dengan kata-kata. Namun beberapa kesan tentang yang mungkin bisa mewakili dan menjadi semangat dan memotivasi kami dalam berkhidmah:

"Abah Erwanto itu militansi kebanserannya kokoh, dan patut di contoh untuk kader Banser Jatibarang."

"Abah Er merupakan sosok yang semangatnya dalam berkhidmah untuk NU & NKRI luar biasa dan tak lekang usia."

"Semangat khidmahnya luar biasa, bisa bergaul dengan lintas generasi demi solidnya organisasi, sosok yang suka memberi kepada siapa saja. Selamat kembali ke Rofiqul A'la, Bah.... Semoga khidmah panjenengan menjadi wasilah berkumpul dengan para Muassis Jam'iyah Nahdlatul Ulama."

"Jasa dan pengabdianmu akan selalu tumbuh dalam semangatku, kearifanmu akan menuntun derap langkah khidmahku, mati bukan akhir dari segalanya. Selamat Jalan Abah..."

"Khidmatnya Abah Er kepada NU luar biasa, tiada pernah merasa rimpuh yang menghalangi kesemangatannya untuk memberikan kemanfaatan. Goodbye, the moon that gives the way of goodness."

"Sugeng Tindak Komandan-ku, Selamat berkumpul dengan para santri Mbah Hasyim dan para Muassis serta Masyayikh Jam'iyyah Nahdlatul 'Ulama. Kula nyekseni Panjenengan tiyang ingkang sae."

Wallahu A'lam...

Penulis receh (KBC-53)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun