Mohon tunggu...
Ircham Arifudin
Ircham Arifudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Brebes Club (KBC-53): penulis receh sekaligus penikmat kopi tanpa gula

menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Amalan di Jumat Terakhir Bulan Rajab

19 Maret 2020   12:55 Diperbarui: 19 Maret 2020   12:57 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Rajab adalah bulan istimewa. Dalam kitab I'anatut Thalibin dijelaskan bahwa Rajab merupakan perubahan bentuk dari kata "tarjib" yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut "Al-Ashabb" yang berarti yang mengucur atau menetes, dijuluki demikian karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini. Bulan Rajab bisa juga dikenal dengan sebutan "Al-Ashamm" yang berarti yang tuli, karena tidak terdengar gemerincing senjata pasukan perang pada bulan ini. Julukan lain untuk bulan Rajab adalah "Rajam" yang berarti melempar. Dinamakan demikian karena musuh dan setan-setan pada bulan ini dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang saleh. 

Bulan Rajab juga mempunyai makna istimewa tersendiri bagi warga Nahdliyin, beberapa keistimewaan tersebut diantaranya:

  1. Rajab merupakan syahrullah (bulannya Allah) di mana kita diperintahkan untuk lebih membersihkan nurani kita dalam rangka menyambut kehadiran bulan suci ramadhan. Sebagaimana doa yang diajarkan oleh baginda Rasulullah yang selalu kita dengungkan, Allahumma bariklana fi rajaba wa sya'bana waballigna fi ramadhan.

  2. Perintah melaksanakan shalat lima waktu yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj pada bulan Rajab. Di bulan istimewa ini umat Islam dianjurkan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah seperti shalat, puasa, shalawat, dan istighfar. Semua ibadah yang dilakukan ini harus diniatkan karena mengharapkan ridla Allah dengan penuh keimanan dan keyakinan.

  3. Keistimewaan lain Bulan Rajab bagi warga Nahdliyin, karena di bulan ini pula Hadratussyaikh Romo KH Hasyim Asy'ari setelah mendapatkan isyarah tongkat dari Syaikhona Kholil Bangkalan, yang merupakan  guru dari ulama-ulama besar Nusantara, mendirikan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama pada tanggal 16 Rajab 1344 H yang bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926

Selain keistimewaan-keistimewaan tersebut, masih banyak amalan, doa, dan ritual lainnya diajarkan oleh para ulama dan guru-guru kita di bulan Rajab, diantaranya adalah amalan di Jum'at terakhir bulan Rajab dengan membaca "Ahmad Raslullh Muhammad Raslullh". Diantara fawaid (nasehat-nasehat) Syeikh Ali Al-Ajhuri r.a sebagaimana yang tertera didalam kitab Khulashotil Abror, "Sesungguhnya barang siapa pada akhir Jumat bulan Rajab, saat Khatib berada diatas mimbar (khutbah ke-2) kita dianjurkan membaca : Ahmad Rasulullah Muhammad Rasulullah (sebanyak 35x), Maka tidak terputus rezeki dari tangannya dalam setahun itu." Hal yang sama juga dijelaskan dalam kitab Kanzun Najah Was Surur, bahwa barangsiapa membaca, "Ahmadu Rasulullah, Muhammadun Rasulullah" sebanyak 35 kali di jumat terakhir bulan Rajab pada saat khatib diatas mimbar, maka selama setahun tangannya tidak akan pernah kosong dari uang. Amalan ini telah dicoba oleh banyak orang dan terbukti berhasil. (al-Habib Ali bin Hasan Baharun, al-Fawaid al-Mukhtarah, hal. 445) 

Lalu bagaimana kita membacanya? Sedangkan khotib diatas mimbar, dan di waktu itu kita di perintahkan untuk diam mendengar khutbah. Tidak disyaratkan untuk membacanya dengan mulut akan tetapi didalam hati saja pun sudah mencukupi, atau dibaca ketika khotib duduk diatas mimbar sebelum khutbah ke-2, atau ketika berdo'a.

ilustrasi rajab-sya'ban-ramadhan
ilustrasi rajab-sya'ban-ramadhan

Yang terpenting, sebagaimana sering disampaikan para ulama dan guru-guru kita bahwa amalan apa pun maksud utamanya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan diniati mengikuti jejak perilaku para ulama terdahulu. Wallahu a'lam bish-showab

KCB-53

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun