Mohon tunggu...
Irham Rajasa
Irham Rajasa Mohon Tunggu... -

Pemerhati sosial

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Thanos dan Pol Pot

27 April 2018   13:14 Diperbarui: 27 April 2018   13:23 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Infinity war adalah salah satu bagian  puncak dari rangkaian film superhero dari marvel.

Dalam film ini plotnya difokuskan pada Thanos sebagai musuh terkuat dari para pahlawan super.  Tidak hanya dijelaskan tentang maksud tujuan dia melakukan aksinya tapi dijelaskan pula latar belakang dari super villain ini.

Thanos lahir di Planet Titan yang indah dan mulai over populasi sehingga sumber daya alam tidak lagi mencukupi pemenuhan kebutuhan penghuninya. Alih alih mengajukan usulan yang positif, Thanos mengajukan usulan kontroversial agar mereka menghabisi separuh dari populasi planet untuk menciptakan keseimbangan baru. Dan itu pula ide yang kemudian ingin dilakukannya pada alam semesta, yakni menghancurkan separuhnya agar tercipta keseimbangan semesta yang baru.

Untuk itu dia memerlukan seluruh batu kekuatan alam semesta agar dapat melakukannya.

Itu dalam film. Di dunia nyata pernah ada

Pol Pot, diktator Kamboja, yang terlahir dengan  nama Saloth Sar, dengan ide yang hampir mirip dengan Thanos.

Terlahir dari keluarga kelas menengah, petani kaya keturunan Cina Kamboja dan sempat  mengenyam pendidikan di Perancis. Pol pot kembali ke Kamboja dan menjadi seorang guru.

Perkenalannya dengan gerakan komunis di Perancis dan Vietnam membawanya terjun ke dunia politik dan menjadikannya pemimpin Partai Komunis Kamboja.

Ketika Pol Pot berhasil mengusir tentara Vietnam dari Kamboja, awalnya masyarakat Kamboja menyambutnya dengan gegap gempita sebagai penyelamat.

Akan tetapi tidak perlu memakan waktu lama, sang penyelamat yang disambut hangat, hanya dalam hitungan bulan berubah menjadi mimpi buruk bagi rakyat Kamboja.

Pol Pot punya mimpi untuk menciptakan sistem negara baru, masyarakat baru, generasi baru yang dinamakannya dengan Generasi Zero. Satu keseimbangan baru.  Untuk menciptakan keseimbangan baru tersebut, maka dibutuhkan pembersihan terhadap generasi lama sampai ke akar-akarnya karena Pol Pot menganggap orang orang lama telah teracuni dengan didikan lama dan tidak cocok untuk tatanan baru yang akan ia bangun.

Maka dimulailah pembantaian besar-besaran mulai dari lawan politik sampai cendekia, dari tua renta sampai balita dan bayi tak berdosa. Semua demi terciptanya keseimbangan baru.

Dalam jangka waktu 3 bulan pemerintahannya 30.000 nyawa hilang dan total diperkirakan sekitar 3 juta orang tewas selama 3 tahun kekuasaannya. Jumlah yang sangat besar karena populasi Kamboja saat itu hanya sekitar 8 juta jiwa.

Seperti Thanos, Pol Pot dengan ide dan mimpinya memusnahkan umat manusia demi tujuan yang dianggapnya mulia. Dan seperti dalam film ketika Thanos mendapatkan keinginannya, dalam dunia nyata Pol Pot pun demikian. Dan seakan tidak ada jalan keluar darinya.

Film Infinity War mengajarkan tentang beberapa hal  penting, salah satunya adalah bahwa ide paling berbahaya acapkali dibungkus dengan ucapan atau tujuan yang dianggap mulia.  Berbalut apapun itu, agama atau kemanusiaan.

Dengan ending yang seperti di dunia nyata dimana hidup memang tidak selalu indah. Kadang orang-orang jahat mendapatkan segalanya dan seakan tidak ada yg bisa mengalahkannya. Meskipun itu bukan akhir dari cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun