Mohon tunggu...
Irhamni Rofiun
Irhamni Rofiun Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Moderat, Pecinta Alquran, Suka Menulis dan Berbagi Informasi, juga Blogger mania: http://irhamnirofiun.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Di Sini Bisa Tidur Nyenyak, Ternyata di Sana Sedang Diuji oleh Allah

19 Januari 2014   14:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahmad pun mencium tangan sang guru, meski sang guru agak menariknya, itulah salah satu sifat ketawadhuan sang guru. Sepertinya sang guru lebih suka mu'anaqah (saling berangkulan, sunnah rasul ketika berjumpa dengan sesama muslim).

Ahmad melihat dengan mata kepala sendiri luapan air masuk ke dalam rumah sang guru. Terlihat ada ember, alat pel dan alat pendorong air, sang guru pun sebenarnya lagi mengeluarkan air dari dalam rumahnya menggunakan ember dan alat pendorong, sang guru melakukannya sendirian, ia pun hanya memakai singlet, ya karena para tetangganya juga melakukan hal yang sama di rumahnya masing-masing. Sedangkan sang isteri dan putranya Husein di kamar, sedang beres-beres, karena air juga masuk ke dalam kamar.

Sang guru bercerita kalau luapan air yang sampai masuk rumah warga dan rumahnya itu terbilang cukup parah, uniknya ia tidak mengeluh dan menyalahkan, tapi ia malah bermuhasabah melakukan introspeksi diri, mungkin selama ini ia banyak melakukan kesalahan yang ia sadari ataupun tidak, sampai Allah menguji melalui air ini. Semoga saja sebagai penghapus dosa.

Tak panjang kalam, Ahmad pun langsung beraksi membantu sang guru mengeluarkan air dari rumah sampai kering dan bersih. Ahmad dan sang guru pun semakin akrab, menyatu seperti keluarga. Umi (isteri sang guru) pun datang menawarkan kopi, tapi Ahmad lebih memilih air putih ketimbang kopi, karena memang Ahmad kurang suka kopi.

Akhirnya Husein pun keluar dari kamar, karena sang guru yang memanggilnya terdengar Husein belum tidur, "Husein, ada mas Ahmad nih, sini main sama mas Ahmad", Husein pun keluar dan merasa senang, ya, karena Ahmad sering main ke rumah sang guru, dan mengajak main Husein, kebetulan Ahmad memang suka bermain dengan anak kecil. Apalagi dengan Husein, setiap Ahmad datang ke rumah sang guru untuk tabarukan (muroja'ah hafalan), Husein sering masuk ke ruang tamu ingin bermain, kadang ketika Ahmad sedang menghadap sang guru pun Husein menghampiri Ahmad, "gelendotan". Ya, menguji konsentrasi hafalan.

Tak terasa waktu terus berjalan, ternyata sudah jam satu malam. Ahmad pun hendak berpamitan, ternyata sang guru pun ingin keluar juga, karena ada jadwal imam Shubuh dan pengajian setelahnya di masjid raya. Akhirnya sang guru pamit ke isterinya, Ahmad pun demikian, terlihat Husein sudah terlelap.

Sang guru dan Ahmad pun naik motor masing-masing. Karena masih satu perjalanan, akhirnya jalan bersama. Pas tiba di gerbang masjid raya, Ahmad izin pulang, akan tetapi sang guru mencegahnya, "Nginep di masjid saja ya mas Ahmad, sudah malam, tidak baik pulang malam-malam apalagi jauh, tidur di kamar saya saja, model kasurnya bisa dua kok tinggal ditarik bawahnya. Saya tahu mas Ahmad pasti lelah, nginep yah". Awalnya Ahmad tetap ingin pulang, lagipula ia juga segan tidur di kamar gurunya. Tapi karena sang guru mengajaknya serius tanpa basa-basi, akhirnya Ahmad pun tidur di sana juga, lumayan nyenyak.

Pas jam setengah empat, Ahmad dibangunkan sang guru untuk shalat malam. Ahmad pun bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap turun ke lantai bawah untuk shalat malam dan shalat Shubuh berjama'ah yang diimami langsung oleh sang guru.

Pas selesai dzikir dan doa, sang guru langsung mengisi pengajian di hadapan para jama'ah semua. Ahmad pun ikut mendengarkan dengan khusuk, karena setiap ucapan sang guru sangat menyentuh hatinya, semua mengandung hikmah.

Pas di akhir pengajian, tiba-tiba sang guru mengucapkan terima kasih kepada Ahmad (tanpa menyebut nama, untuk menghindari ujub), ia bilang kepada jama'ah, "Kalau saja Allah tidak mengirimkan "malaikat" datang ke rumah saya mungkin saya tidak bisa hadir di sini, karena di kawasan tempat tinggal saya terkena banjir.

Alhamdulillah ada seorang pemuda yang membantu saya dan keluarga untuk mengeluarkan air dari dalam rumah. Kita doakan agar semua urusan pemuda ini dimudahkan dan dilancarkan, khususnya dalam urusan studinya, karena ia sedang menunggu panggilan studi paskanya ke luar negeri. Semoga dikasih yang terbaik". Para jama'ah pun mengaminkan, Ahmad langsung tertunduk haru dan meneteskan air mata karena semua jama'ah mendoakannya dengan tulus ikhlas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun