Mohon tunggu...
Irhamni Malika
Irhamni Malika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Human

human

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesalahan Terbesar Pendidikan Indonesia Saat Ini: Memisahkan Antara Imajinasi Dengan Teori

17 Januari 2022   23:42 Diperbarui: 17 Januari 2022   23:49 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Seperti generasi muda yang dituntut untuk menjadi kreatif dan inovatif, guru sebagai pendidik tentunya harus terlebih dahulu menguasai kedua skills ini. Karenanya, implementasi Game-Based Learning tidak hanya menguntungkan para peserta didik, tapi juga guru agar bisa lebih fleksibel dan tidak monoton dalam satu teaching style tertentu. Kemampuan beradaptasi dan mengadaptasi adalah hal yang ditekankan di sini.

            Guru harus bisa terlebih dahulu menjawab pertanyaan mengapa anak-anak tidak suka belajar? Dan mengapa mereka lebih suka bermain? Tentu karena bermain lebih menyenangkan dan menarik karena mereka bisa bebas memilih peran dan melakukan sesuatu, dibandingkan dengan belajar yang selalu mereka bayangkan sebagai proses untuk duduk diam selama berjam-jam. Selanjutnya, barulah pengajar mulai memikirkan bagaimana cara agar belajar terasa seperti bermain? Bagaimana cara agar kita bisa menggamifikasi proses belajar kita?

            Pendidik dapat membuat lesson plan  atau rencana pembelajaran yang lebih menyenangkan seperti game yang terdapat beberapa level serta task yang berbeda-beda. Hal ini penting agar pembelajaran tidak lagi terasa monoton. Karena Game-Based Learning ini berfokus kepada siswa (students centered learning), maka para siswa akan lebih banyak melakukan aktivitas tertentu yang berhubungan dengan materi.

            Pengajar dapat menciptakan permainan berdasarkan konteks real materi serta goals yang harus dicapai siswa. Dengan ini, pembelajaran akan tetap terarah meskipun peserta didik lebih menggunakan imajinasi dibandingkan memikirkan teori. Akan tetapi, mereka mulai paham konteksnya. Mereka juga akan terlatih untuk bersaing secara sehat melalui usaha dan pencapaian serta kolaborasi dengan teman.

            Untuk mempermudah guru, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam membuat permainan adalah mengenai bagaiman goal atau tujuan pembelajaran, learning process (proses pembelajaran) itu sendiri, dan skills harus diraih dengan sistem challenge, penghargaan (reward), dan kompetisi yang dibentuk agar meningkatkan engagement murid dengan pelajaran serta permainan yang sedang mereka mainkan.

Peserta didik tidak lagi hanya sekedar membaca dan mengingat teori, tetapi juga menggunakan imajinasi mereka untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengerjakan task yang diberikan. Selain juga mereka mulai mengasah kemampuan critical thinking mereka sekaligus problem solving dalam memecahkan masalah. Juga, ada kemampuan leadership dan collaboration yang tanpa sadar juga ikut mereka latih.

Game-Based Learning membuat siswa belajar banyak hal dalam satu waktu, tapi dengan tidka membebani siswa. Sudah saatnya guru mulai mengubah proses belajar mengajar yang membosankan dengan metode yang lebih menarik dan menyenangkan bagi para peserta didik. Teori-teori yang ada di materi pelajaran tidak lagi menjadi sesuatu yang harus mereka hafalkan, tetapi mereka praktekkan. Dengan semua hal tersebut, generasi muda di masa depan akan lebih siap untuk menunjukkan kemampuan diri mereka yang unik karena mereka bukan belajar untuk memperoleh nilai tinggi, tetapi proses untuk mengembangkan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun