Anak muda zaman now berbeda dengan anak muda zaman old serta pentingnya menemukan potensi diri.Â
Lahir di era digital tentu berbeda pengalamannya dan ilmu pengetahuan dibandingkan dengan anak muda di zaman dahulu. Sepakat atau tidak, anak muda zaman sekarang lebih dicap memiliki stigma negatif dibandingkan mereka yang lahir di era generasi tua.Â
Tak heran sering kali kita mendengar kata "Anak muda zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu". Bahkan sebuah survei menunjukkan lima kata teratas yang mendeskripsikan generasi millenial dan z adalah teknologi, materialistis, malas, mementingkan diri sendiri, dan arogan.Â
Teknologi memang tak bisa dipisahkan dari generasi muda. Materialistis juga tak melekat pada generasi muda. Mengapa? Lihat saja di google ada banyak literatur yang menyatakan jika di masa depan generasi muda terancam tidak bisa membeli rumah.Â
Hal tersebut karena harga rumah yang semakin tinggi sedangkan pendapatan millenial tidaklah sebanding dengan harga. Tak hanya itu kebiasaan generasi millenial yang sering nongkrong dan cenderung suka berbelanja online menambah sulitnya memiliki rumah di masa depan.
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, millenial dan z dianggap lebih malas karena lebih ingin cepat memperoleh hasil yang instan. Meskipun pun begitu asumsi negatif terkait anak muda tak sepenuhnya benar.Â
Erat kaitannya dengan teknologi tak hanya soal stigma negatif. Generasi muda di era sekarang lebih punya banyak kesempatan untuk mengembangkan diri dan menggali potensi yang ada hanya melalui ujung jari. Lihat saja emak atau bapak kita di masa lalu yang harus bersusah payah datang ke tempat pelatihan untuk belajar hal-hal baru.Â
Di era sekarang bahkan di dalam kamar kita juga bisa mengembangkan potensi diri yang ada. Mengapa potensi diri penting?Â
Potensi diri sangat berpengaruh dalam menunjang kemampuan karir yang berujung pada kesuksesan. Ada kalanya seseorang gagal karena ternyata tak sesuai dengan potensi diri yang ada.Â
Potensi diri adalah kelebihan yang dimiliki seseorang yang biasanya sudah dibawa sejak lahir atau bisa juga didapat dari pengalaman pendidikan. Daripada terpengaruh dengan stigma negatif yang diberikan kepada millenial dan gen z, yuk simak empat langkah ini untuk mulai menemukan potensi diri!Â
1. Kenali diri sendiri.Â
Siapa yang tidak kenal dengan diri sendiri? Pasti semua orang menjawab kenal dengan diri sendiri. Tak heran ketika ditanyai di dalam suatu wawancara kerja "ceritakan sedikit tentang diri kamu" banyak yang salah menjawab. Kebanyakan dari kita akan menjawab kita tinggal dimana, asal universitas dari mana, dan jawaban nyeleneh lainnya.Â
Padahal masuk dari pertanyaan tersebut adalah mengenali diri sendiri, kemampuan yang kita miliki serta kekurangan dan kelebihan yang ada. Setiap orang tentu memiliki caranya tersendiri untuk mengenal diri sendiri.Â
Ada yang harus berada di tempat yang sunyi untuk bisa tahu apa yang ia suka. Ada juga yang sebaliknya. Cara untuk mulai mengenal diri sendiri adalah mencatat di kertas apa yang kita sukai, atau bisa juga dimulai dari masa kecil. Bagaimana caranya kita mengenang masa kecil, hal-hal apa yang disukai, atau mata pelajaran apa yang disukai ketika kuliah atau belajar.Â
2. Mulai berani mencoba hal baru.Â
Saat ingin mulai mencoba mengenali diri sendiri maka jangan takut untuk mulai mencoba hal baru. Terkadang potensi diri datang setelah kita berani mencoba hal baru. Ada yang ternyata ketika mencoba make up pertama kali langsung suka dan berujung pada profesi beauty vlogger.Â
Mencoba hal baru dapat memberikan hal-hal yang positif seperti mampu mengatasi ketakutan, memicu kreativitas baru, dan juga menambah teman.Â
3. Banyak membaca biografi orang terkenal.Â
Salah satu hal yang mempermudah seseorang untuk mengenali potensi diri adalah seringnya membaca biografi orang terkenal. Dari buku tersebut kita bisa melihat bagaimana proses seseorang yang telah terkenal dalam menemukan potensi diri.Â
Selain itu, dari buku biografi tersebut kita dapat belajar proses kegagalan yang mereka alami. Sehingga, bisa memotivasi untuk tidak menyerah dalam menemukan potensi diri. Potensi diri tak akan berkembang jika tak menemukan kesulitan sedikitpun dalam proses mencarinya.Â
4. Belajar dari kursus yang tersedia.Â
Dalam menggali potensi diri tentu kita akan mengembangkan kemampuan yang ada melalui kursus yang tersedia. Beruntungnya di era digital ada banyak kursus yang tersedia di internet.
Kita bisa tetap terus mengembangkan potensi diri dengan kursus yang tersedia. Tak usah harus memiliki waktu yang banyak setiap harinya. Cukup sediakan waktu 2-3 jam sehari untuk belajar hal baru atau mengembangkan potensi yang ada.Â
Jangan takut jika harus berbeda dari orang lain karena sibuk menggali potensi diri yang ada namun, bersedihlah jika di masa muda tidak menggali potensi diri yang ada.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H