Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saya, Kosmetik, dan Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   13:24 Diperbarui: 24 Oktober 2021   13:26 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kosmetik, gambar oleh Jessica Myers dari Pixabay.

Permintaan minyak sawit yang tinggi dengan harga yang murah telah menyebabkan hektar hutan yang ditebang. Pohon sawit dapat hidup rata-rata 28 hingga 30 tahun. Ketika pohon tersebut tumbuh terlalu tinggi akan sulit untuk mencapai buah, sehingga pohon ditebang dan hutan dibakar untuk menanam pohon sawit baru. Diperlukan regulasi yang tepat terkait penanaman pohon sawit.  

Tak hanya itu beberapa zat aktif di kosmetik juga banyak yang merusak lingkungan. Saat berada di pantai, tentu kita akan menggunakan tabir surya agar terlindung dari sinar matahari. Oxybenzone yang umumnya ada di tabir surya mencemari laut dan organisme yang hidup di dalamnya. 

Penggunaan SLS pada banyak produk kosmetik pembersih juga berdampak pada kerusakan laut. Sodium Laureth Sulfate (SLS) adalah surfaktan yang sering digunakan pada kosmetik namun, tidak biodegradable dan merusak perairan. 

Mendukung net-zero emissions bukan hanya berhubungan limbah sisa pembakaran namun, juga soal menjaga pohon, tanah, dan laut yang akan menyerap emisi gas. Sebagai perempuan yang rutin menggunakan kosmetik, ada empat cara yang saya lakukan agar net-zero emissions tercapai paling lambat di tahun 2060. 

1. Bijak membeli dan menggunakan kosmetik. 

Sampah kosmetik, foto: dokumen pribadi. 
Sampah kosmetik, foto: dokumen pribadi. 
Seperti banyaknya perempuan, saya juga pernah tergiur dengan diskon yang ditawarkan. Padahal produk tersebut sedang tidak dibutuhkan dan masih banyak produk serupa di meja rias. Blush on X dan blush on A sama saja fungsinya meskipun berbeda merk dan seringkali banyak perempuan lupa hal tersebut. 

Bijaklah membeli produk kosmetik, buat komitmen dengan diri sendiri untuk tidak membeli kosmetik sebelum menghabiskan kosmetik serupa di meja rias. Selain itu, saya juga menggunakan produk kosmetik sampai habis agar tak mencemari lingkungan. Sampah dari kosmetik saya kumpulkan hingga 6 bulan untuk menghindari penyalahgunaan kemasan, lalu dijual ke pengempul sampah.   

2. Daur ulang kembali wadah kosmetik.

Wadah kosmetik yang diubah menjadi tempat perhiasan, foto: dokumen pribadi. 
Wadah kosmetik yang diubah menjadi tempat perhiasan, foto: dokumen pribadi. 
Wadah kosmetik bisa dipakai untuk menyimpan barang. Wadah Body scrub yang berukuran besar bisa digunakan untuk menyimpan barang kecil. Bisa juga didaur ulang menjadi pot bunga. Ada juga yang berkreasi dengan wadah kosmetik menghasilkan barang yang bernilai jual.  

3. Lihat komposisi produk.  

Foto oleh Ron Lach dari Pexels 
Foto oleh Ron Lach dari Pexels 
Sebelum membeli produk kosmetik, lihat komposisi bahan apa saja yang terkandung. Setiap kosmetik pasti mencantumkan komposisi bahan yang digunakan. Saya berusaha untuk tidak membeli produk yang mengandung bahan merusak lingkungan. Beruntungnya sekarang ada banyak brand lokal yang menjual kosmetik dengan kandungan bahan yang tidak merusak lingkungan. Teliti melihat komposisi produk adalah salah satu langkah kecil untuk mendukung net-zero emissions. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun