Overthinking, si pikiran tidak baik yang hampir setiap orang pernah mengalaminya. Baik itu tua atau pun muda. Lantas sebenarnya overthinking itu baik atau tidak sih? Apa ada cara untuk mengatasinya?
Sebut saja namanya Tia, usianya sudah menginjak angka 22 tahun. Ia baru saja lulus dari perguruan tinggi dengan nilai yang sangat memuaskan. Sayangnya karena lulus di tengah pandemi, ia kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.Â
Selain itu, ditambah dengan ia yang tinggal di kota kecil. Sudah banyak lamaran pekerjaan yang ia lamar.
Sayangnya nasib juga belum berpihak. Dikarenakan hal ini, ia sering overthinking dan merasa hidupnya tak ada guna.Â
Ia juga merasa putus asa terlebih setelah melihat teman-temannya di sosial media.Â
Tia pun mulai malas untuk melamar pekerjaan. Ia mulai merasa depresi dan berakhir dengan overthinking. Padahal jika dilihat dari sudut pandang lain, Tia harusnya berusaha mencari tahu apa yang salah dari CV hingga surat lamarannya.Â
Berbekal kesalahan tersebut, seharusnya ia bisa mendapatkan pekerjaan jika tak menyerah dengan keadaan.
Sayangnya overthinking sudah terlanjur menguasai pikiran. Sehingga, pada akhirnya menjadi tidak fokus dan sia-sia.Â
Overthinking sendiri bisa diartikan sebagai pikiran buruk tentang masa lalu atau masa depan.Â
Bisa jadi kita berpikir yang berlebih karena kesalahan di masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan yang belum tentu sama dengan persepsi.Â