Juragan kaya tersebut sedang duduk di teras depan rumahnya. Ia terlihat sedang santai sembari meminum secangkir kopi hitam kesukaannya. Sesekali ia mengambil gorengan yang telah disiapkan istrinya.Â
Pak Karim adalah seorang juragan kambing yang sangat terkenal di desa ini. Kekayaannya bahkan sudah tak mampu dihitung lagi.Â
Lihat saja rumahnya. Di desa yang notabene adalah rumah sederhana. Berbeda dengan pak Karim yang membangun rumah dengan mewah.Â
Halaman rumah cukup mewah dengan beraneka ragam bunga yang ditanam istrinya. Di dalam rumah kita akan terpana dengan interior rumah yang bagus. Ada kolam renang di tengah-tengah rumah yang menambah keindahan interior dalam rumah.Â
Anak-anaknya juga dikenal cerdas. Si sulung sudah bekerja di ibu kota. Perusahaannya tempat bekerja sangatlah bagus.Â
Si tengah sedang berkuliah di salah satu kampus negeri di kota K. Tak terlalu jauh dari desa namun, hanya anak-anak cerdas yang mampu bersekolah di sana.Â
Si bungsu pun sedang berkuliah di luar negeri. Lebih tepatnya di negeri seberang yang terkenal dengan teknologinya. Tak tanggung-tanggung si bungsu juga mendapat beasiswa.Â
Memiliki istri yang cantik, anak-anak yang cerdas, dan harta yang banyak tak membuat pak Karim bersyukur. Ia sangat sombong dan pelit. Bahkan ia tidak pernah membayar zakat selama hidupnya.Â
"Buat apa aku membayar zakat ? Jika orang miskin ingin kaya maka mereka harus bekerja keras seperti aku " katanya setiap ada petugas zakat yang datang ke rumah.Â