Pandemi tak hanya memberikan masalah terkait kesehatan dan ekonomi. Sampah medis dan non medis selama pandemi meningkat terlebih orang-orang diwajibkan memakai masker.Â
Pandemi dan sampah.Â
Sampah selama pandemi sudah pasti meningkat tajam. Jika tidak percaya coba saja googling di mbah google "jumlah sampah plastik selama pandemi". Ada banyak situs yang memberitakan kenaikan jumlah sampah selama pandemi.Â
Anggap saja selama pandemi sekolah dilakukan secara online. Perkantoran dan lain sebagainya juga sebagian dilaksanakan dari rumah. Tentu saja secara logika sampah rumah tangga akan meningkat.Â
Dikarenakan virus covid-19 yang semakin ganas membuat banyak orang lebih memilih untuk berbelanja secara online maka secara langsung sampah plastik bekas kemasan juga bertambah. Terlebih selama pandemi ada banyak sekali diskon di online shop hingga e-commerce.Â
Jika saja ada 5 orang anggota keluarga di dalam satu rumah yang membeli barang via online maka sudah dipastikan akan ada 5 sampah rumah tangga. Dikalikan saja dengan jumlah rumah yang ada.Â
Sampah tersebut belum termasuk dengan sampah yang diperoleh dari hasil memesan makanan lewat ojek online. Ada juga yang dihasilkan dari pemakaian masker medis.Â
Sampah plastik butuh waktu 500 hingga 1000 tahun agar dapat terurai. Bayangkan dalam waktu yang begitu lama baru bisa terurai, sedangkan setiap harinya kita pasti menghasilkan sampah plastik meskipun hanya sebungkus permen.Â
Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik dan tentunya membantu menyelamatkan bumi dan juga kita. Menyelamatkan kita karena plastik berpeluang menghasilkan mikroplastik.Â
Mikroplastik ini bisa dikonsumsi oleh biota laut seperti ikan, kerang, udang, dan sebagainya. Tentunya biota laut ini akan dikonsumsi oleh manusia. Adanya mikroplastik ini bisa menganggu hormon manusia. Gangguan ini bisa berakibat buruk pada penyakit gagal ginjal, keguguran, dan lain sebagainya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!