Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Paraben dalam Produk Kecantikan Berbahaya?

5 Juli 2021   18:19 Diperbarui: 5 Juli 2021   18:29 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Id.theasianparetnt.com

Beberapa tahun belakangan tren skincare atau produk kecantikan semakin berkembang. Semakin banyak orang yang paham dengan kandungan yang ada di produk kecantikan. Ada kandungan yang dicari, ada juga yang dihindari seperti paraben namun, apa benar paraben berbahaya ? 

Paraben dan Kegunaannya. 

Ada iklan yang tak sengaja saya lihat di media sosial tentang produk kecantikan tanpa paraben. Iklan tersebut membuat saya bertanya apa benar paraben sangat berbahaya bagi tubuh ? Atau memang hanya trik dari marketing ?

Sebenarnya etika iklan tidak boleh secara terang-terangan mengatakan paraben berbahaya. Hal tersebut karena dapat menggiring opini di masyarakat tanpa menganalisa terlebih dahulu. Tak hanya paraben, produk lain pun tak boleh 

Paraben adalah  ester dari p-hydroxybenzoic acid. Di dalam produk kosmetik jenis paraben yang paling sering digunakan adalah methylparaben, propilparaben,dan butilparaben.

Sejatinya paraben tidak hanya ada dalam produk kecantikan. Produk obat-obatan juga menggunakan paraben, biasanya paraben dikombinasikan antara metilparaben dan propilparaben. Produk farmasi lainnya seperti pasta gigi, pelumas, dan lainnya juga mengandung paraben namun, karena banyak orang lebih peduli dengan kandungan paraben yang ada di produk kecantikan maka saya akan membahas secara khusus paraben dalam skincare meskipun umumnya sama saja seperti sediaan farmasi lainnya.  

Paraben mulai terkenal karena tren produk kecantikan yang semakin berkembang di masyarakat. Terlebih banyaknya brand yang secara langsung menggaungkan tidak mengandung paraben atau paraben free. Sebenarnya kata-kata paraben free ini hanyalah trik marketing yang digunakan oleh brand. 

Paraben sendiri berguna sebagai pengawet. Produk kecantikan adalah produk yang setiap harinya digunakan oleh masyarakat sehingga tentunya memerlukan pengawet. 

Ada informasi yang beredar di masyarakat yang bahwa paraben dapat mengakibatkan kanker atau zat yang bersifat karsinogenik. Informasi tersebut yang pada akhirnya membuat banyak orang ogah menggunakan paraben. 

Apa benar paraben berbahaya ? 

Id.theasianparetnt.com
Id.theasianparetnt.com

Paraben tidaklah seburuk yang diberitakan di media sosial. Jika paraben berbahaya tentu BPOM sudah menariknya dari pasaran dan menghentikan penggunaannya seperti halnya merkuri dan senyawa berbahaya lainnya. 

Faktanya adalah BPOM masih memperbolehkan penggunaan paraben dengan kondisi yang sangat kecil yaitu dibawah atau sama dengan 1%. Tentu saja artinya kandungan ini masih diperbolehkan penggunaannya. 

Berbicara soal efek alergi yang ditimbulkan oleh paraben maka lingkup pembahasannya sangat luas. Memang benar ada orang-orang yang alergi dengan paraben namun, hanya sedikit orang. Tak hanya paraben, orang-orang juga memiliki riwayat alergi juga bisa alergi dengan senyawa lain. Singkatnya semua senyawa berpeluang menimbulkan alergi. 

Terkait paraben memang ada penelitian di Inggris yang mengemukakan bahwa ada hubungan antara paraben dengan peningkatan kanker payudara pada perempuan namun, dalam penelitian ini konsentrasi paraben yang digunakan adalah 90%. Jauh berbeda dengan konsentrasi paraben yang ada di berbagai produk. 

Mekanisme dari paraben yang bisa menimbulkan kanker payudara dilansir dari Usd.ac.id, adalah karena paraben dianggap memiliki efek xenoestrogent yang mengimitasi estrogen pada tubuh. Tentu saja efek dari tiruan ini dapat mengakibatkan sel beregenerasi menjadi arah abnormal yang berujung pada kanker. 

Beruntungnya efek estrogen yang ada pada Paraben 100.000 kali lebih lemah dibandingkan yang diproduksi secara alami. Artinya perlu dosis yang sangat besar agar efek estrogen yang ada di paraben bisa berujung pada kanker. Selain itu, paraben akan keluar dari tubuh dalam waktu 36 jam. Sehingga tidak akan terakumulasi dalam tubuh.  

Jadilah konsumen cerdas tanpa "melabelkan" kandungan lain. 

Foto oleh Monstera dari Pexels
Foto oleh Monstera dari Pexels

BPOM dan FDA (Food and Drug Administration) tentu tidak akan mengeluarkan izin jika kandungan senyawa yang ada dalam produk kecantikan berbahaya. Jadi, selama memiliki nomor BPOM, produk tersebut tidak berbahaya untuk menggunakan. 

Jika konsumen ragu dengan produk maka dapat mengakses web BPOM dan menuliskan nomor registrasinya. Di era sekarang memang banyak produk skincare yang mencantumkan nomor BPOM palsu. 

Jadilah konsumen yang cerdas tanpa memberi "label" buruk terhadap senyawa lain. Contohnya, ketika ada orang yang alergi terhadap senyawa paraben maka tidak usah memberikan statemen bahwa paraben adalah senyawa berbahaya. Hal tersebut karena belum tentu orang lain juga akan menderita alergi yang sama. 

Referensi : satu, jurnal keluarga sehat sejahtera volume 15 (2) Desember 2017  penulis : Lina Pangaribuan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun