Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Simak, 5 Tips Mengubah Mimpi Menjadi Kenyataan

21 Juni 2021   13:56 Diperbarui: 21 Juni 2021   18:20 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Karyme Frana dari Pexels

"A Goal Is A Dream With A Deadline" -- Napoleon Hill. 

Perbedaan Mimpi dan Goals. 

Dulu saya kira bermimpi ya bermimpi saja. Tak usah takut untuk bermimpi kata banyak motivator. Kenyataanya saya hanya bermimpi saja namun, tak pernah menjadi kenyataan. 

Saat bangku kuliah saya baru tahu goals dan mimpi itu berbeda. Sayangnya karena kesibukan kuliah saya tak pernah mencoba menyusun rencana untuk mewujudkan mimpi. 

Di umur 24 tahun karena banyaknya masalah, hati saya mulai tergerak lagi untuk berani menyusun rencana dengan mimpi-mimpi saya. Tentu masih banyak mimpi yang belum terwujud namun, banyak juga mimpi yang berhasil saya wujudkan. 

Ketika kita memiliki mimpi maka cara pertama untuk menjadikannya nyata adalah mengubah menjadi goals. Goals sendiri diartikan sebagai tujuan atau sesuatu yang ingin dicapai, contohnya saat kita kuliah tentu saja goals yang ingin dicapai adalah tamat kuliah. Tentu saja tujuan yang kita ingin capai harus punya deadline. Ketika kuliah pasti kita memiliki deadline 4 tahun agar bisa menamatkan kuliah. 

Di era digital kata goals yang paling terkenal adalah couple goals. Kata ini sering diucapkan kaum milenial muda atau gen z saat melihat hubungan para selebgram yang katanya sempurna. Lelakinya memiliki paras tampan sedangkan wanita juga cantik. Kehidupan ekonomi mereka juga mapan. 

Dalam mengejar mimpi ada 5 cara untuk mengubah mimpi menjadi goals. Metode SMART adalah Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound. 

Sumber gambar : www.freepik.com
Sumber gambar : www.freepik.com

1. Specific (S). 

Mimpi yang ingin diubah menjadi goals harus spesifik. Saya sering kali mendengar seseorang berkata mimpinya ingin menjadi orang yang bermanfaat. 

Bagi saya bermanfaat itu sangat banyak cakupannya. Menjadi guru juga bermanfaat atau menjadi seorang dokter juga sama manfaatnya. Mimpi yang spesifik adalah kunci untuk mewujudkannya, contohnya mimpi yang bermanfaat itu dapat diubah dengan "saya ingin menjadi guru dan nantinya ingin bermanfaat bagi banyak orang". 

2. Measurable (M). 

Measurable artinya tujuan yang ingin dicapai harus terukur, contohnya saya ingin menjadi seorang guru sebelum usia saya 24 tahun. Tentunya dengan ada ukuran usia 24 tahun akan lebih memotivasi kita untuk menggapai mimpi. Contoh lainnya tujuan ingin memiliki rumah dalam waktu 3 tahun. Dengan menerapkan poin Measurable kita bisa melihat seberapa dekat dengan tujuan yang telah dibuat. 

3. Achievable (A). 

Achievable artinya dapat tercapai. Tujuan yang ingin kita gapai harus diurai dapat tercapai atau tidak, contohnya jika kita bermimpi ingin menjadi guru maka dapat membuat list langkah apa selanjutnya. 

Menjadi guru kita dapat memilih kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Nah, kita juga bisa menguraikan lagi ingin kuliah di perguruan tinggi atau swasta beserta biayanya. 

Menetapkan poin Achievable kita dapat melihat apakah goals yang ingin dicapai dapat dicapai atau tidak. Ada goals yang tidak bisa kita capai, contohnya seperti kita ingin memperoleh beasiswa yang syaratnya mencantumkan surat keterangan kurang mampu sedangkan kita bukan berasal dari keluarga kurang mampu. Tentu saja beasiswa tersebut tidak bisa dicapai. 

4. Relevant (R).

Relevant artinya sesuai atau tidak dengan tujuan yang telah kita buat. Ada beberapa orang yang memaksakan goals yang dibuat untuk relevan padahal kenyataannya tidak. Contohnya saat kita menetapkan goals ingin kuliah di luar negeri sedangkan kondisi orang tua sedang sakit. Tentu saja hal tersebut tidaklah relevan. 

5. Time-bound (T). 

Time-bound artinya batas waktu atau deadline dari goals yang telah kita buat. Contohnya, saat ingin kuliah dengan beasiswa, setiap beasiswa tentu saja memiliki deadline. Deadline tersebut sama saja dengan time-bound. Setiap mimpi yang akan diubah menjadi goals harus memiliki deadline sehingga kita tidak tergoda untuk menunda-nunda dalam eksekusi mimpi tersebut. 

5 tips yang bisa diterapkan melalui metode SMART ini tentu saja tidak ada apa-apa jika tidak konsisten. Konsisten dan menikmati proses yang ada adalah hal yang wajib untuk menggapai tujuan. Tidak ada kegagalan selama kita percaya dengan proses.

Semangat untuk semua yang ingin menggapai mimpi terutama untuk kaum muda. Saya ingat sekali dengan kata dr. Gamal Albinsaid "jangan gadaikan mimpi dengan recehan rupiah". Meskipun begitu tetap saja sikap idealis harus ada dalam proses mewujudkan mimpi. 

Referensi : materi saat mentoring. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun