Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Suka Mengomentari Orang Lain Pertanda Tak Bisa Menghargai Pilihan Hidup Orang Lain

12 Juni 2021   10:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   02:01 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Cameron Casey dari Pexels

Ada yang menarik dari pemilihan presiden di tahun 2019. Saat itu masyarakat terpecah menjadi dua golongan. Saat golongan A melihat teman dari golongan B datang, tanpa basa-basi ia langsung menyindir dan meledek. Padahal setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, jadi setiap orang juga berhak menentukan pilihannya. 

Masyarakat yang suka mengomentari "hal" yang berbeda dari biasanya. 

Saat ada orang yang berbeda tentu mata kita langsung melihat. Contoh di kehidupan nyata saat melihat perempuan dengan make up yang tebal, perempuan yang terbiasa tidak make up akan mengomentari dari a sampai z. 

Ada juga ibu-ibu komplek yang biasanya setiap sore duduk di depan satu rumah untuk bergosip dan berbicara banyak hal. Ketika salah seorang ibu lewat dan hanya menyapa tidak ikut duduk. Biasanya setelah sang ibu lewat, para ibu-ibu akan langsung berkomentar negatif. 

Dari saya bersekolah SD, kita semua telah diajarkan untuk menghormati orang lain, termasuk pilihan hidup mereka. Masyarakat juga mudah sekali terpecah belah karena kabar burung yang belum tentu benar. 

Omongan tetangga (Sumber: www.verywell.com)
Omongan tetangga (Sumber: www.verywell.com)
Saya akui saya juga sering spontan mengomentari hidup orang lain. Saat mengetahui seorang teman memakai make up yang menor ketika berada di kampus, saya dan teman-teman lain langsung berkomentar tentang make up-nya. 

Beranjak dewasa saya juga sering dikomentarin tentang baju yang terlihat norak dan tidak matching. Saya juga sempat dikomentari soal tas yang "itu-itu" saja dan membuat minder ketika jalan dengan orang tersebut. 

Mengomentari hidup orang lain sama saja tidak menghargai pilihan hidup mereka.

Foto oleh Cameron Casey dari Pexels
Foto oleh Cameron Casey dari Pexels

Saya pernah melihat gambar yang memuat angka 6 atau 9 namun, dari sisi yang berbeda. Dari sisi kanan angka tersebut adalah 6 namun, saat melihat sisi kiri angka tersebut adalah 9. 

Gambar tersebut memiliki makna yang mendalam. Terkadang sudut pandang yang dilihat orang lain berbeda dengan sudut pandang kita. Menyadari hal ini tentu membuat kita lebih gampang untuk menghargai hidup orang lain. 

Di kasus saya, bukan tidak ingin mengganti tas, namun keuangan saat itu memang sedang sangat sulit. Tentu ada banyak juga orang lain yang mengalami hal serupa. Ibu yang tidak pernah duduk dengan para ibu, bisa jadi harus menyiapkan makanan untuk keluarganya. 

Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels
Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels

Ada beberapa cara agar kita bisa menghormati pilihan hidup orang lain. 

1. Menyadari bahwa hidup dan sifat orang tak sama.

Cara pertama agar tidak mengomentari pilihan hidup orang lain adalah dengan paham bahwa sifat dan hidup setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang pendiam dan tak bisa basa-basi. Ada juga orang yang mudah akrab dengan orang lain. 

Orang yang memakai make up yang tebal bisa jadi sedang mencoba make up. Tentu orang yang awal mencoba make up tidak bisa bagus seperti yang sedang sering memakai make up. 

2. Boleh memberi komentar jika ditanyakan dan atur bahasanya. 

Jika memang ada teman yang menanyakan tentang komentar atau hal yang lain maka kita boleh mengomentari. Tentu saja dengan bahasa yang baik, contohnya saat teman menanyakan soal pakaian yang ia kenakan. Jika memang di mata kita kurang bagus maka kita bisa memakai kata "kurang bagus" bukan menggunakan kata "jelek". 

3. Melihat dari sudut pandang orang yang dikomentarin. 

Mengomentari pilihan hidup orang lain sama saja memberi luka di hatinya. Bisa jadi orang yang dikomentarin sudah bersusah payah berdandan. Melihat dari tidak enaknya dikomentari agar membuat kita lebih empati terhadap hidup orang lain. 

Apapun itu cara berpakaian, atau prinsip hidup orang lain, kita tidak boleh berkomentar negatif. Setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan berhak menentukan pilihan hidupnya. Jika semua orang dipaksa sama tentu tak akan ada perbedaan dan hidup akan terasa hitam putih. 

Bukankah bangsa Indonesia hebat karena banyaknya perbedaan dari Sabang sampai Merauke? Perbedaan yang membuat bangsa ini kaya budaya dan kaya tempat wisata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun