Rasulullah pun langsung mendatangi pemilik pohon kurma tersebut dan ingin membelinya dengan harga 10x lipat seraya berkata"kelak aku akan menukarnya dengan pohon kurma yang terbuat dari zamrud dengan buah berdahan kan mutiara, bersiram kan emas merah dan terdapat bidadari cantik jelita sejumlah buah kurma yang ada".Â
Si lelaki munafik tentu saja tak mau. Ia ingin uang tunai dan bukan janji yang entah kapan dituruti pikirnya kala itu.Â
Abu bakar yang mendengar percakapan tersebut langsung menawarkan si pemilik pohon kurma untuk menukarkan pohon kurmanya dengan 10 batang pohon kurma dari jenis yang unggul. Tentu saja lelaki munafik tersebut mau dan gembira.
Ia pun bersuka cita dan bercerita kepada istrinya, " Hari ini aku sungguh beruntung. Ada orang yang mau membeli pohon kurma kita dengan 10 batang pohon kurma yang unggul. Besok aku akan memotongnya dan menjual agar tetangga kita tak bisa memakannya".Â
Esoknya ketika ia bangun, betapa terkejutnya ia melihat bahwa pohon kurma tersebut telah berpindah ke halaman rumah Abu Dujanah. Ia mendapati halaman rumahnya kosong tak dipenuhi apa-apa.Â
Apa pelajaran yang dapat dipetik dari kisah sahabat nabi tersebut?Â
Saya menangis terharu membayangkan bagaimana hebatnya persahabatan Rasulullah dan para sahabat. Bahkan Abu Bakar rela membeli pohon kurma tersebut dengan harga diatas rata-rata, 10 kali lipat lebih mahal agar Abu Dujanah tak kelaparan. Tentu saja pelajaran berharga untuk selalu bertindak jujur karena akhir dari kejujuran adalah manis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H