Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tidak Ada Perempuan yang Cantik di Indonesia

2 April 2021   18:53 Diperbarui: 2 April 2021   18:57 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Guilherme Almeida dari Pexels

Duh, cantik sih tapi sayangnya gemuk, coba kamu diet deh biar cantik. 

Cantik sih cuma lebih cantik lagi kalau mukanya gak berjerawat.

Coba kalau kulit kamu putih pasti kamu cantik

Sering mendengar kalimat-kalimat tersebut? Bukan rahasia lagi jika kecantikan terutama di Indonesia memiliki standarnya sendiri. Standar kecantikan di Indonesia adalah berkulit putih, badan langsing, mulus, memiliki payudara yang seksi, dan rambut panjang. 

Standar kecantikan ini terjadi karena masa penjajahan Belanda di zaman dahulu. Dimana adanya sistem hierarki yang menempatkan perempuan Belanda dengan kulit putih berada di tingkatan pertama, kemudian disusul dengan perempuan chinese, baru terakhir perempuan-perempuan asli Indonesia sendiri. 

Tren kulit putih ala-ala kulit bule pun banyak digemari oleh perempuan Indonesia. Tak heran banyak brand kecantikan yang mempromosikan produk yang dapat mencerahkan kulit. 

Coba lihat di iklan-iklan di TV dengan kalimat kulitmu sudah di tingkat berapa kecerahannya?. Lihat saja produk X yang bertujuan untuk kulit yang berjerawat pasti diselingi dengan "embel-embel" mencerahkan kulit. Produk yang berguna untuk melembabkan kulit pun diberi "embel-embel" mencerahkan kulit. 

Tidak ada perempuan cantik di Indonesia jika dilihat dari standar kecantikan di sini. Semua perempuan ada saja kekurangannya. Hadirnya beauty privilege, dengan slogan enak betul hidup bagi kaum good looking, menambah keinginan banyak perempuan untuk berkulit putih. 

Hal tersebut pula yang membuat banyak perempuan terpengaruh dengan cream abal-abal yang isinya merkuri. Merkuri membuat kulit lebih cepat putih, akan tetapi bahayanya bisa paling serius menyebabkan kanker kulit. 

Tak hanya menggunakan cream abal-abal. Suntik vitamin C untuk mencerahkan kulit juga banyak dilakukan oleh perempuan tanpa pengawasan yang tepat oleh dokter. Padahal jika suntik vitamin C berlebihan akan sangat berbahaya bagi ginjal. 

Badan yang kurus juga idaman bagi banyak perempuan. Tak sanggup untuk berdiet, obat pelangsing pun laku di pasaran. Tak hanya itu penyakit anoreksia dan bulimia pun muncul terutama di kalangan perempuan yang berprofesi sebagai model. 

Foto oleh RF._.studio dari Pexels
Foto oleh RF._.studio dari Pexels

Gen Z, Kampanye Self Love, dan Film Imperfect

Standar kecantikan di Indonesia ternyata memicu banyak problem, terutama kesehatan mental bagi perempuan. Contoh kecil, X teman saya. Dari kecil X memiliki badan gemuk, dikarenakan faktor genetik. 

Awalnya ia tak mempermasalahkan berat badannya namun, dikarenakan omongan orang yang mengatakan barangnya mirip karung beras, susah mendapat jodohlah, akhirnya ia tak tahan dan memilih diet. 

Sayangnya dikarenakan faktor genetik, berat badannya cepat sekali naik lagi setelah ia berjuang menurunkan berat badan. Masalah pun datang, ia takut sekali gemuk sehingga takut ketika makan, dan berujung pada penyakit anoreksia. Keluarganya pun berusaha menyembuhkan dengan berobat pada dokter ahli gizi, penyakit dalam, hingga ke psikiater. 

Perempuan di luar sana pasti mengalami cerita serupa dengan kasus X. Adanya banyak kasus perempuan yang menderita akibat standar kecantikan membuat banyak kampanye Self love.

Kampanye Self love ini banyak dilakukan terutama oleh gen Z. Kampanye Self love, sebuah gerakan untuk mencintai diri sendiri dengan menerima kekurangan dan kelebihan yang ada. Gerakan ini gencar dilakukan karena selama ini media juga turut berperan dalam standar kecantikan di Indonesia. 

The Dove Global Beauty and Confidence Report 2017 menyimpulkan bahwa 7 dari 10 perempuan percaya bahwa media turut menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis, dimana banyak perempuan yang tidak bisa menggapainya. 

Di tahun 2019, perfilman Indonesia juga melawan standar kecantikan ini dengan hadirnya film Imperfect. Imperfect sendiri adalah film yang bercerita tentang seorang perempuan bernama Rara. 

Rara yang diperankan oleh Jessica Mila, adalah seorang perempuan yang bertubuh gemuk, kulit sawo matang, dan memiliki rambut keriting. Ia memiliki adik yang memiliki fisik putih, kurus, dan berambut panjang. Dari kecil Rara terbiasa mendengar ocehan dari orang-orang terkait bentuk fisiknya, dan sering pula dibandingkan dengan adiknya. 

Terbiasa dengan hal tersebut membuat mental Rara tak peduli. Sampai pada akhirnya di tempat bekerjanya (perusahaan kosmetik), seorang manajer mengundurkan diri dan Rara adalah kandidat yang tepat karena kecerdasannya. Sayangnya dikarenakan fisiknya, ia tak menjadi pilihan untuk menggantikan posisi manager tersebut. 

Perjalanan diet dan tantangan mengubah standar kecantikan pun dimulai dalam film ini. Hadirnya film Imperfect semakin membuat kampanye Self-love gencar dilakukan. 

Standar kecantikan di Indonesia memang masih ada meskipun mulai berkurang di kalangan gen Z dan milenial akhir. Selain itu, semakin banyak brand kosmetik lokal yang mempromosikan kecantikan perempuan tanpa membedakan warna kulit. Hal ini dibuktikan dengan beragamnya shade warna kosmetik yang ada, sehingga tak membuat perempuan berkulit gelap kesusahan. 

Semoga kedepannya tidak ada lagi standar kecantikan di Indonesia. Apapun itu warna kulit, bentuk tubuh, dan rambut adalah karunia dari Tuhan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun