Akhirnya Cinderella menikah dengan pangeran dan hidup bahagia selamanyaÂ
Putri salju pun menikah dengan pangeran dan hidup bahagia selamanyaÂ
Pernah mendengar atau membaca dua kalimat di atas ? Pasti pernah. Dari kecil dongeng yang diperdengarkan dibumbui dengan happy ending. Akhir cerita yang bahagia selamanya. Sehingga tanpa disadari yang tertanam di alam bawah sadar tentang hidup adalah hidup yang bahagia.Â
Tak heran mengapa banyak orang yang membandingkan hidupnya dengan media sosial yang seolah-olah tampak"bahagia". Padahal hidup itu hanya soal sedih dan senang yang berganti. Tidak ada hidup yang bahagia selamanya. Memangnya sinetron yang manusia baiknya selalu ketiban sial. Jika Tuhan seperti penulis sinetron mungkin lebih banyak manusia jahat di dunia ini.Â
Banyak orang yang berpikiran secara berlebihan karena merasa hidupnya tak bahagia atau Tuhan tak adil kepadanya. Kalau kata orang zaman sekarang, berpikiran secara berlebihan disebut dengan overthinking. Kecil namun, berdampak besar terhadap kesehatan mental seseorang.Â
Overthinking dapat memicu terjadinya stress yang dikhawatirkan berujung pada depresi. Tak hanya stress ternyata menurut Halodoc.com, dapat memicu gangguan pencernaan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.Â
Gangguan pencernaan yang ditimbulkan terjadi karena hormon stress yang tinggi di dalam tubuh. Resiko radang usus, sekresi lambung, akan meningkat terjadi pada orang yang overthinking. Stress juga bisa membuat lapisan pelindung usus melemah, sehingga bakteri pada usus rentan memasuki tubuh.
Overthinking dapat menurunkan kadar sel darah putih di dalam tubuh. Sel darah putih sendiri berfungsi melawan kuman yang masuk. Sehingga, disarankan untuk tidak berpikiran berlebihan karena berbahaya bagi kesehatan mental dan juga fisik.Â
Saya sendiri sebenarnya adalah seorang overthinker. Saya merasakan bagaimana negatifnya efek overthinking. Negatif efek tersebut semakin menjadi-jadi ketika saya mengalami quarter life crisis karena terlampau sering membandingkan dengan hidup mereka yang di media sosial kelihatan "bahagia".Â
Tak hanya dalam hal bersikap dalam menulis pun terkadang saya overthinking. Nanti tulisan ini ada yang baca gak ya pikir saya dalam hati. Seiring berjalannya waktu, saya mulai melawan pikiran-pikiran tersebut. Ada 4 tips dari saya ketika overthinking melanda.Â
1. TidurÂ
Tidur adalah senjata saya ketika overthinking melanda. Untuk mempermudah tidur, saya biasa menyemprot parfum ke tempat tidur terlebih dahulu. Selain itu, ketika hendak tidur saya selalu menanamkan mindset bahwa apa yang saya pikirkan tak akan saya bawa mati nanti.Â
2. Tuang Isi PikiranÂ
Jika tak sanggup lagi dengan overthinking maka saya memutuskan untuk mengubah pikiran tersebut dalam bentuk tulisan. Terkadang ide-ide menulis saya dapatkan ketika overthinking melanda. Tak hanya dalam bentuk tulisan, menceritakan apa yang dipikirkan kepada orang lain juga dapat mereda overthinking.Â
3. Makan PedasÂ
Makan pedas mampu membuang pikiran overthinking. Senyawa capsaicin di dalam rasa pedas mampu mengeluarkan senyaw dopamin. Senyawa tersebut dapat menghilangkan stress dan juga bisa menjadi mood booster. Asal jangan terlampau pedas tak apa-apa. Jika terlampau pedas maka siap-siap kamar mandi bertindak.Â
4. Skincare TimeÂ
Melakukan perawatan kulit juga dapat merelaksasi tubuh. Efeknya adalah stress dapat hilang serta tubuh lebih bersemangat ke depannya. Berdasarkan penelitian, menggunakan skin care dapat meningkatkan mood dan juga bermanfaat bagi kesehatan kulit. Yuk buang overthinking, nikmati setiap proses dalam hidup, karena hidup hanya soal sedih dan senang yang berganti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H