Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terima Kasih untuk Tidak Menyerah

12 Maret 2021   17:44 Diperbarui: 12 Maret 2021   18:05 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Tomaz Barcellos dari Pexels.com

Menjadi perempuan itu bukan pilihan namun, takdir yang harus disyukuri. Meskipun terkadang harus menahan sakit saat tamu bulanan datang namun, ada rasa bangga bahwa generasi yang cerdas lahir dari rahim perempuan-perempuan hebat. 

Hari perempuan internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret menjadi momen yang tepat untukku berterima kasih kepada diri sendiri. Terima kasih karena tidak menyerah melawan kerasnya kehidupan. Terlebih di tahun 2020 bisa dikatakan adalah titik terendah dalam hidup. 

Melawan kerasnya kehidupan 

Ketika pandemi melanda dunia awalnya aku biasa saja. Meskipun harus mengenakan masker namun, aku menikmatinya. Semuanya baik-baik saja hingga di menjelang akhir tahun 2020, aku dikeluarkan secara sepihak oleh tempat kerja. Alasannya pun cukup aneh dan terkesan dibuat-buat. 

Saat itu aku sempat down sekali, terlebih rencana untuk melanjutkan studi di tahun 2021 batal karena belum diperbolehkannya kuliah tatap muka. Banyak tetangga yang juga memberikan perkataan pedas untukku. Banyak yang menyarankan lebih baik menikah saja daripada melanjutkan studi. Tapi aku sadar mengorbankan mimpi demi cinta bukanlah pilihan yang tepat. 

Aku pun mencoba melamar pekerjaan namun, rezeki belum berpihak. Kerasnya kehidupan memang sempat membuat aku mengeluh. Kopi saja yang pahit tetap bisa dinikmati begitu pula dengan hidup. Ternyata ada banyak hal yang dapat disyukuri dan itu membuatku mulai bangkit. 

Berterima kasih kepada diri sendiri karena tak menyerah 

Setiap kesulitan pasti disertai dengan kemudahan, begitu pun sebaliknya. Ternyata memang banyak hal yang dapat diambil pelajarannya. Pertama, aku dapat berpergian ke banyak tempat. Dulu aku bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore selama senin-sabtu, sehingga tak punya waktu untuk berpergian. Bahkan bisa staycation bersama teman-teman ke luar kota. 

kedua, kegabutan karena tak ada pekerjaan membuat aku konsisten menulis. Ternyata cuan dapat diperoleh dengan menulis. Menulis juga membuat aku dapat menganalisis berita dan tak termudah terpengaruh hoaks.

Ketiga, mulai berbisnis. Tak kusangka bisnis yang sempat terlantar di tahun 2019 mulai merintis lagi. Tuhan ternyata maha baik, kehilangan satu pintu rezeki dibukakan banyak pintu rezeki lainnya. Ternyata pun dikeluarkan dari kantor karena doaku yang tak sanggup lagi di lingkungan kerja yang toksik. 

Tuhan juga memberikanku kekuatan hingga aku bisa melewati tahun 2020. Aku juga bisa keluar dari zona nyaman di tahun 2020 dan mengejar banyak mimpi yang sempat tertunda. Untuk aku, terima kasih untuk tak menyerah. Terima kasih untuk diri sendiri karena aku #Ladiesianatangguh. 

Tips dari aku melawan kerasnya kehidupan agar tetap semangat adalah nikmatin saja prosesnya. Selain itu isi kepala dengan buku-buku atau orang-orang yang berkualitas. Yakinlah tak ada pelangi tanpa hujan. Proses memang memberatkan namun, hasil yang didapat dari proses pasti bahagia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun