Â
Naik haji di mindset saya ketika saya kecil hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah tua serta sudah mapan. Mindset tersebut terbentuk karena adanya panggilan pak Haji dan buk Haji bagi mereka yang sudah menunaikannya.Â
Rata-rata panggilan tersebut diberikan pada orang yang sudah tua dan mapan. Oleh karena itu sejak SD-SMA saya tidak terlalu memperhatikan acara manasik haji yang dilaksanakan oleh sekolah. Ah, nanti saja ketika hendak naik haji belajarnya pikir saya dalam hati. Toh naik haji juga masih lama.
Saya terkejut ketika mengetahui teman kuliah saya melaksanakan ibadah haji di usia 21 tahun. Sehingga saya baru tahu syarat haji secara agama sudah akil balig. Mimpi untuk naik haji saat muda mulai ada diri saya.Â
Betapa kagetnya saya ketika mengetahui ternyata naik haji memerlukan waktu tunggu. Waktu tunggu haji untuk daerah Aceh sendiri adalah 27 tahun. Sehingga menjadi haji muda memerlukan persiapan yang lebih dini.
Haji muda sudah seharusnya jadi mimpi bagi milenial yang masih memiliki fisik yang kuat. Mengingat haji disaat umur yang sudah tua memiliki banyak resiko. Ada 2 alasan mengapa milenial harus naik haji saat muda.Â
Pertama, memerlukan fisik yang kuat. Naik haji saat masih muda memiliki fisik yang masih kuat dibandingkan dengan yang tua. 90 persen kegiatan haji memerlukan fisik yang kuat.Â
Tawaf yang mengelilingi Kab'ah bersama jutaan umat Islam lainnya memerlukan fisik yang kuat. Fisik yang kuat membuat ibadah menjadi nikmat yang tak terhingga.
Kedua, cuaca di Arab Saudi yang ekstrem. Tahun 2019 suhu Arab pada saat musim haji mencapai suhu 50 derajat Celcius. Hal tersebut berpengaruh pada kondisi tubuh jemaah Indonesia yang berada di kawasan tropis.
Usia yang sudah tua tentu rentan dengan perubahan cuaca tersebut. Hal ini berpengaruh dengan kekebalan tubuh yang mulai menurun. Berbeda dengan kaum muda yang kekebalan tubuh masih kuat.
Lantas bagaimana caranya milenial membangun mimpi untuk naik haji saat muda?
Kurangi gaya hidup
Milenial identik dengan gaya hidup yang boros. Kebanyakan kaum milenial menghabiskan uang untuk minum kopi, makan di restoran yang Instagramable, dan membeli produk self care yang sedang tren.Â
Hal tersebut membuat milenial hanya mengalokasikan sedikit dari hasil pendapatan untuk ditabung. Mengurangi gaya hidup tentu akan menambah jumlah gaji yang ditabung.
Cari pendapatan yang lain
Jangan bergantung pada satu pendapatan. Tak semua milenial memiliki pendapatan yang tinggi, ada kalanya pendapatan pas-pasan membuat uang susah untuk ditabung. Sehingga pendapatan sampingan adalah solusi untuk menabung naik haji.
Buka tabungan
Sembari mengumpulkan pundi-pundi rupiah maka milenial dapat menyimpannya dalam tabungan. Untungnya milenial sekarang dapat membuka rekening haji di tabungan haji Danamon Syariah.Â
Keuntungan dari tabungan haji Danamon Syariah adalah nasabah dapat menentukan sendiri besaran setoran rutin bulanan dan jangka waktu menabung.Â
Sehingga milenial bisa merancang sendiri berapa uang yang akan ditabung per bulan serta jangka waktu menabung yang ingin dicapai. Jika saldo yang ditabung sudah 25 juta rupiah maka bisa langsung menyetor di rekening kementerian agama untuk mendapatkan porsi haji sesuai ketentuan yang berlaku.
Maka dari itu yuk milenial jadi haji muda!. Berhaji saat muda dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu ibadah menjadi lebih nikmat karena fisik yang kuat. Semoga Allah mudahkan mimpi saya dan mimpi orang-orang yang ingin naik haji saat muda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI