" ibarat busur panah harus ditarik kebelakang terlebih dahulu baru bisa melesat ke depan "Â
  Titik terendah adalah kata yang sering kali kita dengar. Titik terendah adalah fase dalam hidup seseorang dimana hidupnya benar-benar kacau. Entah kacau karena kehilangan orang yang berarti, kehilangan pekerjaan, atau ditinggalkan oleh orang yang dicintai. Titik terendah bagi banyak orang adalah fase yang sangat menakutkan dan banyak yang berharap tidak pernah terjadi di hidupnya.
 Â
  Kenapa harus takut ada di Fase titik terendah?Â
 Â
  Banyak orang takut berada di fase ini karena akan benar-benar kehilangan gairah untuk hidup. Banyak juga yang memutuskan mengakhiri hidupnya. Padahal banyak sekali sisi positif yang bisa diambil dari fase titik terendah. Salah satunya mengubah mindset tentang hidup. Tidak pernah ada hidup yang mudah karena hidup memang tentang berjuang. Kebanyakan dari orang sukses mampu mengubah mindsetnya tentang hidup saat titik terendah. Saat kamu merasa hidup tidak ada artinya, carilah orang yang kamu percaya untuk mendengarkan cerita kamu. Kamu tidak perlu merasa kamu baik-baik saja saat titik terendah. Kamu boleh marah ataupun menangis, tidak perlu mengatakan hidup baik-baik saja karena kenyataannya tidak.
 Â
  Titik terendah adalah loncatan bagi banyak orang sukses.Â
 Â
   J.K Rowling dalam koran Sunday Times, pernah membagikan kisah hidupnya pada saat titik terendah. J.K Rowling mengalami kegagalan pernikahan, pekerjaan, dan kematian ibu yang sangat dicintai. Dalam keadaan tersebuat ia berniat bunuh diri tapi urung dilakukan karena akhirnya memilih berkonsultasi dengan psikolog. Melewati fase tersebut mengantarkannya sebagai penulis terkaya.
    Tak hanya J.K Rowling, influencer muda yang menginspirasi banyak orang pun pernah mengalami titik terendah. Gita Savitri Devi, seorang influencer yang dikenal karena pemikirannya dan konten-konten positif juga pernah mengalami titik terendah. Gita mengalami hidup yang sangat susah saat berkuliah di Jerman. Gita harus bekerja part time semasa kuliah.Â
Pernah dirawat selama 44 hari dan mengharuskan untuk cuti kuliah selama satu semester. Akan tetapi keadaan susah tersebut justru membuat mentalnya semakin kuat serta mindset hidup yang berubah. 17 tahun hidup di Jakarta dengan kenyamanan tidak bisa membuat mindsetnya berubah sedangkan beberapa tahun baru tinggal di Jerman mindset dan pola pikirnya berubah banyak.
    Jangan takut saat berada di titik terendah. Jangan takut ketika gagal dan banyak yang menghujat. Karena masyarakat kita belum terbiasa dengan kegagalan. Tapi percayalah titik terendah adalah loncatan terbesar dalam hidup, karena pelangi akan datang setelah hujan deras. Semangat, cheers!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H