Puisi: Muhammad Irham Maulana
Perempuan Tanah Anarki
      Tanah, udara, laut adalah lahan basah ku, tempat aku berjuang
      Membesarkan miniatur-miniaturku  hingga dewasa
      Sedang mengejar mimpi diwujudkannya cita-cita itu Â
      Aku menempatkan raga ini seperti ayah mereka dulu
      tiada lelah mencari sesuap nasi
      memberi kasih sayang serta kehidupan yang cukupÂ
      Beberapa tahun telah pulang ke rumah singgah
      Di saat wanita dibelai dan dipeluk mesra
      Diusap air mata ditadah pundak bersandar
      Aku memilih mandiri dan berjuang tunggalÂ
      Demi memperoleh kehidupan layakÂ
      Selembar kertas jaminan masa depan buah hati
      Terus menyusuri sejak fajar  hingga petang
      Meniti keringat dari kepala, tangan, dan kaki
      satu-satunya senjata yang aku miliki
      Untuk melindungi warisan-warisan buah hati suamiku
      Untuk membesarkannya menggenggam dunia
      Mengantarkannya menggapai masa depan yang cerah
      Aku perempuan tanah anarki
      Tidak akan pernah layu meski disentuh kegersangan
      Tidak akan pernah hanyut meski didera banjir bandang
      Tidak akan pernah lapuk meski digerogoti kesusahan
      Membuat Suram, nestapa, hilang harapan
      Tanah anarki adalah aku menolak menyerahÂ
      Terus berjuang dan berkorban meski berdarah-darah
     Â
Lamongan, 4 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H