Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar yang Membuahkan

15 November 2022   23:21 Diperbarui: 15 November 2022   23:22 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
This Photo taken from Detik.com

Belajar yang Membuahkan 

Belajar merupakan aktivitas produktif yang dapat menunjang skill dan potensi seseorang meski jarang dan sering dilakukan. Belajar membantu seseorang mudah menjawab soal dan cakap memahami banyak hal karena otak mereka terlatih dan menyediakan sekian informasi. 

Pada saat yang sama, konsisten belajar mampu meningkatkan daya kritis dan analitis. Banyak tokoh-tokoh bangsa yang begitu gemilang oleh sebab tekun belajar hingga pemikiran, penemuan dan pengalamannya sering dibukukan dan dijadikan pedoman.

Sedikit tidaknya, pembaca yang sedang membaca tulisan ini hendak meniru sepak terjang mereka walau tidak sama persis. Paling tidak, ada harapan yang sama antara proses dan hasil dari kegiatan olah tangan dan petualangan otak itu, entah dalam soal prestasi, gelar, atau pengakuan hebat yang kemudian disanjung oleh keluarga dan orang-orang terdekat. 

Secara prinsipal, belajar yang baik tidak hanya terpenuhi kebutuhan eksternal, seperti ketersediaan buku, alat tulis, laptop, dan alat penunjang lainya tetapi juga segi internal: kenyamanan, ketenangan, dan pengelolaan waktu.

Kenyamanan merupakan salah satu prinsip utama yang harus ditemukan seseorang agar hasil belajar bernilai optimal. Kenyamanan berhubungan erat dengan lingkungan yang sehat dan kondusif. Lingkungan sehat menentukan daya motivasi serta tingkat fokus seseorang sehingga tertuntun menjalani prosedur semestinya dari belajar. 

Sementara, situasi yang kondusif menempatkan pembelajar merasa aman dan menyenangkan. Tanpa disadari, seseorang mudah bingung, frustasi, dan alih-alih paham betul saat atau setelah belajar oleh karena mengabaikan kenyamanan.

Penulis pernah berinteraksi dengan beberapa kolega satu kampus, ditemukan fakta bahwa kenyamanan sangat menentukan "minat dan kemauan" belajar. Kemauan mengerjakan tugas serta hadir mengikuti perkuliahan tanpa absen disebabkan adanya lingkungan yang sehat dan nyaman sehingga mahasiswa terus termotivasi menjalankan perannya sebagai mahasiswa. 

Berilmu mumpuni dan berkarakter terpuji. Tak jauh beda dengan teman-teman di meja kopi, mereka lebih antusias belajar atau merampungkan tugas dosen di warung kopi yang notabene bersih, sunyi, serta terdapat lukisan menarik di setiap dindingnya. Menurutnya suasana semacam itu mampu menyulap malas-malasan menjadi aktif belajar, membaca buku, dan menulis karena menempati suasana dan  ruang yang inspiratif.

Ketika kenyamanan sudah diperoleh, seseorang tinggal mengolah ketenangan. Berbeda dengan kenyamanan, ketenangan adalah kunci terpenting untuk mengendalikan  perangkat internal. Ketenangan merupakan ruang di mana seseorang mampu melepas belenggu konotasi negatif sehingga proses belajar dapat berjalan secara terstruktur. 

Di pesantren, ketenangan dikonsep sebagai syarat mutlak sebelum memulai proses belajar. Tujuannya supaya para santri dapat menyerap semua materi secara utuh. Tidak was-was, khawatir, dan planga-plongo. Ketenangan memang dapat membentengi seseorang dari stress, pikiran kacau, linglung,  yang mana brain fog (pikiran kabut) itu sering menghantui ketika hendak berbuat kebaikan.

Tak kalah penting dengan kenyamanan dan ketenangan, pengelolaan waktu merupakan faktor penentu lain dari buah mutu belajar yang menyegarkan. Para pakar akademisi menilai bahwa waktu efektif untuk belajar adalah pagi. 

Jam matahari terbit dari ufuk timur itu memang berposisi sebagai waktu paling banyak dikonsumsi oleh semua pelaku sektor kehidupan, termasuk para pelajar ketimbang sore dan malam. Itu alasan kenapa sekolah dan lembaga formal pada umumnya menyelenggarakan aktivitas pembelajaran pada pagi hari.  

Dilansir dari kompas.com pada selasa (15-11-2022), secara umum, otak manusia dapat beroperasi secara maksimal pada waktu pagi setelah tidur malam yang cukup. Dengan otak yang segar, seseorang tidak mudah lupa terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan. 

Waktu pagi bisa dipertimbangkan seseorang untuk memulai belajar yang ceria dan penuh tantangan. Namun apakah waktu belajar terbaik hanya di waktu pagi? Tentu tidak, ada banyak waktu seseorang bisa menunaikan agar mendapatkan kompensasi belajar yang membuahkan, seperti malam.

Ada penelitian menarik dalam sebuah pesantren tentang manfaat pendampingan belajar malam terhadap prestasi santri. Penelitian itu menjelaskan upaya meningkatkan prestasi santri melalui kegiatan belajar pada malam hari. 

Hasil penelitian menunjukkan santri yang belajar di malam hari cenderung memiliki daya ingatan yang kuat serta tingkat kefahaman yang lebih tinggi ketimbang waktu lainya. 

Hal ini simetris dengan kultur pesantren yang mempunyai terminologi sorogan, kegiatan belajar malam yang dibimbing langsung oleh Kiyai atau para ustadz pada petang hari. Tak ayal, aktivitas nyeleneh itu cukup mujarab. Bahkan berhasil memproduksi tokoh-tokoh agama terkenal seperti saat ini.

Belajar yang mampu men-cukul-kan buah segar dan bergizi perlu memperhatikan segi internal. Buah yang menyehatkan dan penuh gizi dihasilkan dari perawatan yang rutin dan olahan pupuk yang berkualitas dan berkelas. 

Begitu juga, bagaimana menghasilkan belajar yang menguntungkan, seseorang perlu memperhatikan hal-hal yang mungkin dianggap sepele seperti kenyamanan, ketenangan, dan pengelolaan waktu. Bagaimanapun, setiap orang punya versi masing-masing untuk menghasilkan belajar yang menguntungkan. Mungkin bisa berdampingan dengan suasana keramaian, kesemrawutan, dan dalam waktu kapanpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun