Puisi: Catatan Luka
Â
Kata-kata ini tidak untuk mengisahkan darah muda yang barangkali sedang mabuk cinta
menikmati sentuhan tangan dari kepala hingga ujung kaki Tanpa kenal malu dan acap kali peduli
pada sebuah identitas dan status yang mengikatnya sebagai janji setia sampai mati
lukisan ini cukup miris bahkan mengabaikan manusia gila, sehat, bahkan paling waras sekalipun
geleng-geleng, bingung, resah, heran, dan tertegun bak melihat laut yang tak berpenghujung
Tetapi, kata-kata ini mewakili penderitaan dan luka yang tak kunjung sembuh
Dari penghianatan, penindasan, dan keserakahan mereka yang menelan ludahnya sendiri
Seperti anjing menggongong yang tak punya nyali, menciut bila berhadapan dengan kucing, kecoa, tikus, dan hewan jorok sekalipun yang hidup di selokan-selokan
kata-kata ini seolah membenarkan keadaan sebenarnya tanpa dikurang dan ditambah