Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Catatan Luka

20 Juni 2022   08:44 Diperbarui: 20 Juni 2022   08:52 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
this photo taken from pesantrennuris.net

Puisi: Catatan Luka

 

Kata-kata ini tidak untuk mengisahkan darah muda yang barangkali sedang mabuk cinta

menikmati sentuhan tangan dari kepala hingga ujung kaki Tanpa kenal malu dan acap kali peduli

pada sebuah identitas dan status yang mengikatnya sebagai janji setia sampai mati

lukisan ini cukup miris bahkan mengabaikan manusia gila, sehat, bahkan paling waras sekalipun

geleng-geleng, bingung, resah, heran, dan tertegun bak melihat laut yang tak berpenghujung

Tetapi, kata-kata ini mewakili penderitaan dan luka yang tak kunjung sembuh

Dari penghianatan, penindasan, dan keserakahan mereka yang menelan ludahnya sendiri

Seperti anjing menggongong yang tak punya nyali, menciut bila berhadapan dengan kucing, kecoa, tikus, dan hewan jorok sekalipun yang hidup di selokan-selokan

kata-kata ini seolah membenarkan keadaan sebenarnya tanpa dikurang dan ditambah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun