Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Pahlawan Masa Kini

20 April 2022   16:48 Diperbarui: 20 April 2022   16:50 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
this photo taken from https://id.theasianparent.com

Menjadi Pahlawan Masa Kini

"Kita tidak mungkin meniru napak tilas para pejuang kemerdekaan. Konteksnya telah berubah. Namun, jika kita hendak meniru, maka kita perlu menggali diri lalu kemudian mengembangkan potensi-potensi yang kita punya untuk meneruskan perjuangan mereka". Begitulah kesimpulan diskusi kami hari ini. 

Kalau pahlawan dahulu gencar dalam melawan penjajah, maka pahlawan masa kini harus lebih gencar dalam membangun kemajuan. Kalau pahlawan masa silam berani melawan kolonial, maka pahlawan masa kini juga harus lebih berani melawan penindasan. 

Kalau pahlawan masa silam memiliki semangat juang tinggi untuk merebut kekuasaan dari kolonial, maka pahlawan masa kini harus lebih gigih dan giat lagi dalam menumbuhkan kesejahteraan. Itulah karakter seorang pahlawan. Ia tidak akan pernah berhenti dan tanggal dalam membela kebenaran dan membasmi kebatilan. 

Seorang ayah yang bekerja seharian adalah seorang pahlawan. Seorang ibu yang membesarkan anak dan mengurus rumah tangga juga merupakan pahlawan. Seorang guru memberikan pengetahuan kepada murid bisa dikatakan pula seorang pahlawan. Siapapun bisa menjadi pahlawan. 

Tidak ada syarat dan kategori  khusus untuk menjadi seorang pahlawan. Pahlawan bukan seseorang yang dipilih, kemudian disepakati oleh semua orang. Sejatinya pahlawan adalah seseorang yang berangkat secara pribadi dari hati nurani, sadar, dan rela berkorban demi kebaikan dan kemaslahatan bersama.  

Seorang pahlawan sejati tidak pernah menunggu aba-aba. Mereka bertindak secara total tanpa menunggu perintah karena kepekaan dan kesadaran tinggi telah melekat dalam jiwanya. Mereka secara sadar memberi segala sesuatu yang dimiliki untuk mensejahterakan orang lain: berbagi untuk kebahagian bersama dan berkiprah untuk kepentingan bersama. 

Seorang pahlawan tidak pernah memihak. Ia tidak pernah membandingkan mana yang lebih berkualitas, mana yang lebih berpotensi. Tujuan seorang pahlawan adalah mengayomi dan mengajak kepada semua kalangan untuk mewujudkan cita dan harapan bersama.

Mengutip dari definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan dimaknai sebagai orang yang gagah dan berani dalam membela kebenaran. Mereka para pahlawan rela mengorbankan tenaga, waktu, pemikiran, bahkan nyawanya untuk kepentingan masyarakat bangsa serta negara. 

Hal ini senada dengan pemikiran Admiral William H. McRaven dalam bukunya The Hero Code yang menjelaskan bahwa seorang pahlawan adalah mereka yang berani dan bertekad bulat dalam membela kebenaran. Mereka dengan gagah selalu ingin  memberi, bekerja keras, dan menginspirasi kepada sesama.

Dalam pengertian tersebut, poin-poin penting yang dihasilkan dari definisi pahlawan tidak hanya identik dengan bawaan pertaruhan nyawa, melainkan ada potensi-potensi lain yang bisa dilakukan untuk menjadi seorang pahlawan. Penulis The Hero Code secara tidak langsung memberi gambaran jelas bahwa untuk menjadi pahlawan masa kini kita dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut:

Selalu memberi

Menjadi pahlawan masa kini tentu tidak diartikan seperti pahlawan dalam pandangan Sejarah. Perjuangan Bung Tomo dibarengi taruhan nyawa untuk memberi kemerdekaan terhadap rakyat Indonesia, semisal. 

Pahlawan masa kini sangat mustahil meniru gerakan pahlawan masa silam secara total karena karena peperangan dan penjajahan telah selesai. Paling tidak, pahlawan masa kini dapat meneladani karakter dan perilaku yang melekat dalam jiwa pahlawan masa silam, yakni dengan memberikan kesejahteraan. Memberi mereka yang membutuhkan. Memberi mereka yang serba kesusahan. 

Memberi mereka yang butuh pertolongan. Bukan meminta lalu kemudian memberi janji palsu dan menjadikan mereka kambing hitam untuk kepentingan pribadi dan kelompok sekutu.

Bekerja dan Berkarya

Mulai dari bangku sekolah, semua peserta didik mulai mengenal para pahlawan, seperti Bung Hatta yang dikenal dengan kerja kerasnya membangun kemajuan bangsa. Tidak bisa dipungkiri, sepanjang hayat Bung Hatta telah menciptakan 7 karya fenomenal yang dinilai sangat berpengaruh dan berharga terhadap pertumbuhan Sumber Daya Bangsa Indonesia. 

Dimensi kesemangatan seperti ini patut dihidupkan dalam jiwa pahlawan masa kini  untuk terus bekerja membangun bangsa dan menghasilkan karya yang kemudian dapat dikenang dan ditiru oleh para pewarisnya.

Dimensi keuletan, keteguhan, dan pantang menyerah dari figur pahlawan masa silam tidak boleh dibiarkan dan ditunda-tunda, mengingat para pemuda sebagai pewaris pahlawan masa kini kelak, banyak yang terhipnotis dengan hegemoni kemajuan peradaban dan  kemolekan teknologi yang lebih dieksploitasi untuk bereuforia. 

Hal tersebut semakin jelas bahwa pemuda masa kini banyak menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan, bermain game, dan lain sebagainya yang sebenarnya tidak penting untuk dilakukan.

Perlu keberanian dan kesadaran

Maka sepatutnya pahlawan masa kini mulai berani tampil di depan layar lebar. Mereka harus berani menebar kebaikan, membela kebenaran, mengungkit kesalahan, dan membasmi kejahatan dengan bekal selalu memberi motivasi pada individu, kepada sesama, bekerja keras untuk kemajuan bangsa, dan berkarya mengharumkan nama bangsa. 

Di tengah situasi yang cukup pelik dan rumit ini, dekadensi moral, perilaku, nilai, norma nampak mulai ringkih. Tidak menutup kemungkinan, hal ini disebabkan  pahlawan masa kini tidak mencerminkan lagi perilaku pahlawan masa silam. 

Terbaca dan terlihat dengan jelas ideologi weberian mulai menggerogoti, bahkan menjajah seluruh elemen yang tinggal di bangsa ini dengan metode dan cara yang samar-samar. Jika hal ini masih belum mampu difilter dengan cermat dan jernih, jangan harap pahlawan masa silam, masa kini, bahkan pemuda pewaris kelak dapat hidup subur di tanah ibu pertiwi, Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun