Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Aku Bukan Alien

2 April 2022   06:52 Diperbarui: 7 April 2022   10:21 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                      this photo taken from https://health.detik.com/

Puisi: Aku Bukan Alien Kamu Alien!!!

"Kamu Alien !!!"

Kata-kata itu muncul bak kilat dan petir yang menggelegar

Melucuti takdir tuhan, penguasa paling adil dan mulia

Seorang bocah dengan bentuk tak terbayangkan

Dengan perilaku yang tak normal

Dengan ucapan-ucapan terbata

Dengan pikiran-pikiran tak masuk akal

Dengan tindakan-tindakan kurang waras

Menimpa bui sepanjang hidup dan mati

Dari kata-kata busuk yang keluar dari segerombol goa-goa

Mereka seperti kobra dengan bisa yang sangat mematikan

Membunuh mimpi dan harapan untuk hidup sebentar lagi

Ia adalah makhluk tuhan yang disebut-sebut Alien

Mahluk asing yang dilarang tinggal di bumi

Makhluk asing yang dilarang berinteraksi

Makhluk asing yang dilarang merdeka

Makhluk asing yang dianggap tak berguna

Pada sebuah renungan ia bergumam

Dengan jeritan tangis sembilu berlabuh dalam hati

Dalam kesunyian panjang dan mencekam berbunyi

"Aku bukan Alien Tuhan"

"Aku adalah makhluk mu"

"Buat mereka sadar, aku ingin bebas dan berteriak "

Malang, 2 April 2022

Puisi ini bertujuan untuk menampik anggapan sosial masyarakat bahwa autisme bukan manusia seperti alien yang sering dianggap aneh dan tidak waras. Bagaimanapun, autisme adalah manusia yang sama di mata tuhan yang harus kita rawat, jaga, dan memperlakukannya layaknya manusia normal, bukan menjauhi, menghina, lalu menganggap asing dan tak berguna.

Merdeka autisme

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun