Setiap kendaraan ada kuncinya, setiap masalah ada solusinya.
Semua orang penasaran dengan masa depan. Mereka mengejar sesuatu yang sudah pasti, dengan berkhayal.
Dua ribu sebelas, saya menulis buku berjudul “Make Our Dreams Come True” Kemarin saya secara tidak sengaja mendapatkan sebuah link untuk membaca buku itu kembali dalam bentuk softcopy, melalui Bookmate. Dan hebatnya lagi, saya bisa membaca keseluruhan buku. Wow, dalam hati saya.
Betapa hebat teknologi sekarang. Padahal buku itu dijual di Platform Nulisbuku. Tetapi Bookmate dapat membobolnya dengan mudah.
Teknologi masa depan memungkinkan semakin banyak hal yang akan lebih mudah. Termasuk membaca buku. Bahkan tanpa kita membelinya. Lalu, nasib penulis bagaimana?
Saya percaya teknologi akan semakin maju. Tetapi, juga bermata tajam. Terlalu banyak hiburan membuat orang-orang bahagia menjadi kesepian. Kebahagiaan semu. Semua serba digital. Interaksi manusia menjadi menyempit. Ditambah lagi dengan corona.
Masa depan teknologi kecerdasan buatan semakin canggih, manusia semakin digantikan dengan robot. Masa depan cerah?
Kita hidup di zaman yang serba canggih. Jika kita bertemu di sebuah masa yang jauh lebih canggih dari hari ini. Mobil terbang menjadi kenyataan. Baling-baling bambu Doraemon menjadi kenyataan. Percayalah, kamu harus waras dengan segala hal yang EDAN.
Apa yang kita sebut masa depan kemarin sore adalah hari ini. Hari inilah masa depan itu berada. Jangan mencari terlalu jauh. Jangan terkecoh.
Di masa depan, penyakit psikologis akan semakin banyak. Bersiaplah dengan berbagai cara self healing, jangan bergantung kepada orang. Temukan cara terbaik dan tercocok untuk kamu. Banyak cara untuk bisa menyembuhkan penyakit psikologis secara mandiri. Temukan dan pertahankan.
Semua orang menghadapi “stress” nya masing-masing. Jadi, percayalah, tidak hanya kamu yang menghadapi tekanan kerja. Setiap orang yang hidup punya masalah. Masalahnya, selama kamu hidup kamu sudah belajar berapa banyak cara menyelesaikan masalah?
Ego versus Angry. Egoisme memberimu kekuatan, itu betul. Marah juga memberimu kekuatan, itu benar. Tetapi tetap sendirian di tengah zaman yang edan, terdengar bukan solusi yang logis.
Banyak cara mengungkapkan kebahagiaan. Sebagaimana perasaan stress, bahagia harus juga diekspresikan. Bersyukur. Harus ada buktinya bukan? Ini hidupmu, ini “drama” mu sendiri. Jangan main-main dengan hidupmu.
Banyak orang mendengarkan lawan bicara hanya untuk merespon. Bukan untuk memahami. Mendengarkan lebih dibutuhkan daripada bicara. Karena, ketika kita mendengarkan, kita belajar sesuatu yang baru, pandangan baru, sudut pandang baru. Sedangkan, ketika kita ngoceh. Kita secara pasti melakukan pengulangan atas apa yang sudah kita tahu. Bukan begitu?
Segala sesuatu tergantung dari niatnya. Perhatikan niatmu atas segala sesuatu yang kamu kerjakan. Semakin kuat niatnya, semakin kokoh menghadapi rintangan. Orang menyebutnya “passion”.
Tidak perlu sampai depresi karena melakukan kesalahan. Pada dasarnya orang yang depresi biasanya tidak bisa menerima kenyataan dan tidak bisa memaafkan diri sendiri yang telah berbuat salah.
Yang bisa kita lakukan adalah menerima kenyataan. Sepahit apapun itu, itulah kenyataan. Jika dengan menyendiri, bisa “mengembalikan” kekuataan dalam dirimu, menyendiri. Bagaimanapun juga, cari cara untuk TETAP TENANG dan KALEM dalam menghadapi masalah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI