Melepaskan gemuruh pemikiran yang terangsang oleh realita sosial. Melepaskan hormon stress. Menghasilkan hormon kebahagiaan yang melimpah.
Saat angka views artikel saya belum menyentuh angka 20.000 views, saya mengejar produktivitas dalam menulis artikel di Kompasiana. Mulai dari membuka catatan-catatan harian yang sudah saya tulis beberapa tahun lalu. Menulis tentang sepakbola. Kemudian, saya mencari "harta Karun" dari blog pribadi saya yang domainnya sebentar lagi expired. Saya "masak" lagi. Agar cocok untuk pembaca di Kompasiana. Hingga mengulas lagi buku lama saya, Merdeka dari Fobia.Â
Semua itu saya lakukan untuk meraih target 25.000 views secepat mungkin. Namun, sudah di angka 23rb-an. Saya merasakan semangat menulis yang menurun. Setelah saya periksa lagi, ternyata saya melupakan satu hal: tujuan awal.
Tujuan awal saya menulis di Kompasiana adalah untuk "bersuara". Bukan untuk sekedar mencari rupiah dari merangkai kata-kata.
Tujuan saya adalah untuk menemukan gaya menulis original versi terbaik dari saya sendiri. Bukan untuk memacu adrenalin dengan menulis tentang sepakbola yang tidak begitu saya kuasai.
Tidak perlu ditutupi bahwa rupiah ada dalam semangat untuk berkarya. Karena angka adalah bukti nyata. Sebagai salah satu indikator keberhasilan seseorang dalam hal apapun.
Hal-hal seperti pembaca yang tersentuh, tersenyum, mendapatkan manfaat dari apa yang kita tulis. Memang penting. Tetapi itu semua amat sulit untuk dilacak.
Namun, dengan membaca angka views, followers, komentar, rating tulisan, masuk headline atau tidak. Masuk kategori Pilihan atau tidak. Indikator-indikator ini lebih mudah untuk dibaca, ditelaah dan jadi kalkulasi produktivitas menulis di Kompasiana.
Saya sampai pada kesimpulan bahwa ketika saya mulai "belok" dari tujuan awal saya dalam menulis. Proses menulis menjadi setengah terpaksa. Menghasilkan rupiah dari tulisan itu memang penting. Tetapi tidak lebih penting daripada mendapatkan manfaat dari proses menulis itu sendiri. Yang pada akhirnya, tulisan saya ada manfaatnya bagi pembaca.
 M. Irham Jauhari, Penulis Merdeka dari Fobia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H