Misalnya, ketika kita menantikan sesuatu dengan penuh kegembiraan, seperti liburan atau pertemuan dengan seseorang yang kita kagumi, waktu cenderung terasa berlalu dengan cepat.Â
Hal ini disebabkan oleh fokus kita pada perasaan positif yang mengisi pikiran kita, dan akibatnya, persepsi kita tentang waktu terdistorsi.
Ketika kita sibuk dengan tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi, waktu dapat terasa berjalan lebih cepat.Â
Fokus kita pada tugas-tugas tersebut mengurangi kesadaran kita terhadap waktu dan menghasilkan pengalaman yang disebut "mengalir dalam keadaan aliran".Â
Dalam kondisi ini, kita merasa terlibat sepenuhnya dalam apa yang kita lakukan, dan waktu cenderung berlalu tanpa kita sadari.
Ketika kita tidak tahu berapa lama suatu proses atau kegiatan akan berlangsung, waktu terasa berjalan lebih lambat. Ini dapat terjadi ketika kita menunggu sesuatu yang tidak pasti atau ketika kita berada dalam situasi yang menekan.Â
Ketidakpastian menciptakan kecemasan dan membuat kita lebih sadar akan setiap detik yang berlalu.
Contoh nyata dalam keseharian kita...
Ketika kita merencanakan perjalanan liburan yang sangat ditunggu-tunggu, tampaknya waktu berjalan sangat lambat. Hari-hari terasa seperti berjam-jam dan minggu-minggu terasa seperti berbulan-bulan.Â
Namun, ketika saatnya tiba, perjalanan itu berlangsung dengan cepat dan kita sering berharap waktu berhenti.
Saat kita terlibat dalam proses kreatif, seperti menulis, melukis, atau membuat musik, waktu cenderung berlalu dengan cepat. Kita bisa larut dalam ekspresi diri dan pengalaman tersebut tampaknya berakhir terlalu cepat.Â
Hal yang sama berlaku ketika kita belajar sesuatu yang menarik minat kita. Saat kita terlibat sepenuhnya dalam mempelajari topik yang kita sukai, waktu terasa berjalan lebih cepat.