Seni tidak memberikan jawaban yang pasti.Â
Suatu hari, saya bertanya pada seorang seniman, "Apa arti dari teater tadi?" Sang seniman itu menjawab, "Seni tidak memberikan jawaban yang pasti, seni itu ekspresi, dan artinya ditentukan oleh penonton." Mendengar jawabannya, saya menyimpulkan bahwa sebenarnya seni itu sangat sederhana.
Seni tidak memiliki batasan yang pasti. Namun, hal itu perlu dibatasi oleh nilai-nilai agama. Jika seni tidak memiliki batasan, maka akan menjadi sesuatu yang aneh.
Ketika saya melihat seorang badut di lampu merah, saya merasakan sejauh mana totalitas seorang seniman itu. Ada yang hanya mencari uang semata, dan ada pula yang menjalankan peran sebagai seorang seniman dengan totalitas yang tinggi.
Vibrasi yang ditimbulkan tidak bisa disembunyikan. Kita dapat merasakan sejauh mana totalitas seseorang dalam menjalankan sesuatu. Setiap orang mengirimkan "rasa" melalui tindakan mereka, dan setiap rasa itu akan diterima oleh perasaan orang lain.
Dalam ilmu hipnosis versi Dave Elman, tidak ada perbedaan antara pura-pura dan beneran.Â
Setiap rasa yang kita pancarkan akan dirasakan oleh siapa pun yang ada di sekitar kita. Karena rasa adalah apa yang ingin kita wujudkan. Oleh karena itu, kata-kata juga menjadi penting untuk diperhatikan, karena rasa diikuti oleh kata-kata, dan kata-kata menghasilkan kenyataan. Rasa, kata-kata, dan kenyataan saling terkait dalam lingkaran esensial kehidupan.
Jika kita tidak pernah bersyukur dalam kondisi apa pun, kata-kata yang terucap akan hancur, dan kenyataan yang kita alami pun demikian. Oleh karena itu, kelola rasa kita, kelola kata-kata kita, dan raihlah kenyataan yang kita idamkan.
Anda selalu mendapatkan apa yang Anda harapkan, jika Anda tidak pernah meragukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H