Setiap orang memiliki bakat unik yang membedakan satu sama lain. Tidak semua orang bisa menjadi seniman, sama seperti tidak semua orang bisa menjadi profesor. Setiap individu memiliki kecenderungan dan potensi yang berbeda-beda.
Melakukan apa yang kita sukai merupakan suatu kemewahan. Tidak ada yang lebih memuaskan daripada mengerjakan pekerjaan yang kita cintai, terlebih lagi jika kita mendapatkan imbalan atasnya. Seni itu sebuah misteri, karena keindahan hanya bisa dirasakan oleh hati. Namun, intensitas kepekaan hati setiap individu berbeda dalam merasakan "getaran" dari sebuah karya seni.
Kadang-kadang kita sulit menentukan keunggulan suatu karya. Namun, kita dapat merasakan kesenangan ketika membacanya. Setiap orang mungkin memiliki pendapat yang berbeda, tetapi kualitas tidak pernah berbohong. Seperti iklan kecap Bango yang mengatakan, "Lidah tak pernah bohong!"
Namun, situasinya berbeda jika penulisnya sangat terkenal. Jika tulisannya buruk, kita akan merasakan ketidaknyamanan ketika membacanya. Tulisan tersebut tetap tidak enak dibaca.
Bagi saya, menulis adalah hobi. Menulis adalah cara untuk menghilangkan stres dan memberikan kelegaan pikiran. Saya lebih memilih menuangkan kegelisahan dalam bentuk tulisan daripada melakukan hal-hal yang merugikan. Setiap detik yang saya habiskan untuk menulis memberikan kebahagiaan. Menulis dapat menjadi sarana untuk mengurangi beban pikiran, membersihkan hati yang keruh, dan menjadi pelarian ketika saya ingin menyendiri.
Apapun beban pikiran yang kita hadapi, jika kita melakukannya dengan apa yang kita sukai, beban tersebut akan terasa lebih ringan. Atau kita dapat memilih untuk berdiam diri, tidak melakukan apa-apa, dan memberi kesempatan bagi perasaan lelah untuk pulih dengan sendirinya.
Kesalahan yang sering kita lakukan adalah memaksa perasaan. Kadang-kadang kita mengabaikan firasat yang memberikan peringatan buruk. Oleh karena itu, jangan memaksakan diri. Perasaan kita lebih peka daripada yang kita kira. Jangan pernah membohongi diri sendiri. Karena pada akhirnya, yang kita cari adalah kedamaian jiwa.
Saya bukan siapa-siapa, hanya seorang penulis yang bahagia ketika tulisan saya dibaca. Terlebih lagi jika ribuan orang membacanya. Hal tersebut sudah membuat saya senang, tanpa memikirkan apakah tulisan saya diapresiasi atau tidak.
Teorinya sederhana, cek nafas Anda. Selama Anda masih bernafas, berarti Anda manusia. Itu adalah hal penting. Ketika nafas kita terburu-buru, perilaku kita juga cenderung gelisah dan tidak tenang. Namun, dalam keadaan yang tenang, nafas kita menjadi lebih teratur.
Baca juga: Menulis Apa yang Ingin Dibaca
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!