Setelah tiga bulan perjuangan, Alhamdulillah saya bersyukur bisa menyelesaikan kuliah. Saat wisuda, saya melihat teman saya yang salah teori juga ikut wisuda. Good job, bro!
Epilog:Â Jangan Beli Skripsi
Setelah saya pikir-pikir, hal yang paling berperan besar dalam selesainya skripsi saya selama tiga bulan adalah fokus. Pada saat mengerjakan proposal skripsi yang kedua, saya benar-benar fokus. Apalagi saat itu saya pengangguran. Pada saat skripsi pertama, saya mengerjakannya sambil kerja. Jadi tidak bisa fokus. Energi terpecah akhirnya skripsi jadi korban.Â
Selain fokus, faktor dosbim sangatlah perngaruh besar terhadap seberapa cepat skripsi bisa selesai. Kadang-kadang ada dosen yang tidak mau memberi solusi dan menuntut mahasiswa harus kreatif mencari solusi sendiri. Meskipun mahasiswa sudah bekerja keras dan mentok. Saya mengalaminya.
Apapun yang terjadi. Jangan menyerah mengerjakan skripsi. Karena, pada akhirnya semua skripsi akan selesai kalau dikerjakan dan diselesaikan. Dua kata ini tidak bisa dipisahkan. Karena, kalau skripsi cuma dikerjakan belum tentu selesai. Maka harus selesai.Â
Alkisah, salah satu teman saya ketahuan memakai joki skripsi. Dalam sidang ia tak berkutik menjelaskan skipsinya sendiri. Kejadian dramatis itu membuatnya menyerah dan memilih untuk mengakhiri studinya. Padahal tinggal selangkah lagi. Sungguh sangat disayangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H