Pertama, tidak ada rahasia. Kata "rahasia" hanyalah pemanis. Sedangkah kalimat berikutnya adalah kisah saya. Ya, saya menyelesaikan skripsi tiga bulan. Dari proposal sampai sidang skripsi.Â
Saya bersyukur bisa menyelesaikan skripsi dalam waktu tiga bulan. Sayangnya, prestasi itu saya raih setelah gagal skripsi selama dua tahun. Dua tahun saya keukeuh dengan judul skripsi yang telah saya kerjakan sampai proposal. Proposal skripsi pertama saya telah disetujui oleh dosen pembimbing pertama. Namun, saya gagal mendapat acc dari dosbim kedua. Akhirnya proposal skripsi pertama saya terkatung-katung selama dua tahun.
Dipanggil Dekan...
Setelah dua tahun tak kunjung selesai. Akhirnya dipanggil Dekan. Ditanya, apa kendalanya dan mencari solusinya. Maka diputuskanlah skripsi dengan satu dosen pembimbing dan saya disuruh memilih dosen pembimbing sendiri.Â
Setelah berdiskusi dengan dosbim pilihan saya. Akhirnya diputuskan untuk memulai skripsi dari nol. Mencari judul skripsi baru, membuat proposal lagi.Â
Mengajukan beberapa judul dengan jurnal ilmiah landasan. Setelah disetujui, langsung gas mengerjakan proposal. Siang malam saya kerjakan. Sampai mata saya sakit. Sama sekali tidak kuat menatap laptop. Bahkan layar hape sekalipun. Rasanya perih bukan main. Seminggu saya bed rest penuh. Tanpa "menyentuh" laptop sama sekali.Â
Intisari proposal skripsi adalah...
Pada saat mengerjakan proposal skripsi yang kedua inilah, saya menyadari sesuatu yang tidak saya tangkap dari penolakan dosbim kedua saya. Proposal saya yang pertama sangat sulit untuk membuat indikator penelitian. Karena, indikator penelitian ini harus ada "contohnya" yang sudah teruji. Itu berarti, jurnal penelitian yang menjadi pijakan harus memuat indikator-indikator pada variabel penelitian. Jika, mahasiswa tidak berhasil menemukan jurnal yang kompeten dengan indikator yang valid. Maka jurnal dianggap tidak sesuai untuk menjadi acuan penelitian.
Indikator-indikator variabel penelitian ini penting, karena akan menjadi tolak ukur penilaian. Biasanya indikator-indikator ini akan menjadi pertanyaan yang akan disebar selama masa penelitian. Salah satu poin penting proposal disetujui adalah kuisioner. Jika kuisioner dibuat berdasarkan jurnal valid. Besar kemungkinan proposal mudah disetujui.
Apabila kuisioner dibuat tanpa dasar. Meskipun proposal disetujui. Besar kemungkinan akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Khususnya saat sidang skripsi.
Drama sidang skripsi: teman saya salah teori...
Sidang skripsi, hari yang menegangkan. Saya urutan kedua. Dia sidang lebih dulu, waktu keluar mukanya pucat. Katanya salah teori. Waduh. Itu sama artinya dengan membuat skripsi baru.Â
Meskipun tegang, sebisa mungkin saya menenangkan diri. Alhamdulillah, lulus dengan revisi. Diberi waktu satu minggu untuk melakukan revisi dari sidang.