Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

17 Kiat Andrea Hirata Menulis Karya Sastra Berkualitas Berbasis Riset

6 Mei 2023   00:15 Diperbarui: 6 Mei 2023   00:11 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andrea Hirata, penulis novel hebat dari Indonesia, namanya berkibar ke seluruh dunia. Karya debutnya, Laskar Pelangi telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Mendapatkan berbagai penghargaan di dalam dan luar negeri. Bahkan mendapatkan gelar doctor honoris causa dari universitas di Jerman.

Diolah dari berbagai sumber, berikut adalah 17 cara dan sudut pandang Andrea Hirata dalam menulis karya sastra berkualitas.

1. Untuk menghasilkan karya yang baik, perhatikan unsur pembaca, kisah, dan penulis.

Ketiga unsur tersebut digambarkan dalam bentuk segitiga yang saling berkaitan. 

"Penulis harus dekat dengan pembaca", kata pemenang festival buku fiksi Amerika pada 2013 ini. 

Begitu juga penulis harus dekat dengan kisah yang ditulis. Terakhir, kisah yang ditulis juga harus dekat dengan kehidupan pembaca. Ketiga unsur itu harus benar-benar menjadi patokan sehingga hasil karya yang dihasilkan bukan atas dasar selera penulis semata.

2. Untuk memastikan sebuah buku bagus atau tidak, bukan atas dasar selera. Ada patokan yang jelas.

Ia mencontohkan, orang boleh suka dan menggemari lagu dangdut, sebagai selera yang umum disukai. Namun, tetap ada syarat khusus untuk menentukan sebuah lagu itu dianggap sebagai sebuah karya yang bagus. Begitu juga dengan buku, ia kembali mengingatkan, tidak bisa hanya dinilai berdasarkan selera.

3. Semakin dekat kisah yang ditulis dengan pembaca, maka akan semakin menarik. Semakin dekat penulis dengan sudut pandang pembaca, karya akan semakin bagus. Semakin dekat pula penulis dengan kisah yang ditulis, juga akan semakin baik.

4. Riset itu bukan sekadar wawancara dan mengumpulkan data. Tapi benar-benar riset

Saat menulis fiksi, kata Bang Andre, sebaiknya bersifat egosentris. Itu artinya, penulis harus benar-benar dekat dengan kisah yang dia tulis.

5. Dilarang lebih banyak menceritakan orang lain. Justru harus lebih banyak dari sudut pandang diri sendiri

6. Pastikan kisah yang ditulis memiliki penerimaan yang luas. Singkatnya, laku!

7. Bebaskan imajinasi secara liar. Sebab, ide itu tidak akan ada habisnya. Ada ribuan ide. Setiap bertemu orang atau bertemu sesuatu, itu adalah ide.

8. Jangan pakai mikir, tulis saja. Justru spontanitas itu yang sangat penting. Ia pun menyampaikan, apa yang disampaikan juga bukan merupakan panduan tepat untuk menulis.

Ini hanya sharing berdasarkan pengalaman saja. Yang jelas

9. Kalau mau menulis, jangan pakai ilmu yang aneh-aneh. Tulis saja.

10. Buku yang bagus itu ya memang bagus. Karena itu, sering-seringlah mengapresiasi karya orang lain, sehingga akan bisa membuat tulisan yang bagus juga.

11. Dalam bab pertama kata tiap kata semuanya saya kontrol...

...namun setelah memasuki bab kedua dan selanjutnya karakternya tidak bisa saya kontrol. Itu sangat luar biasa karena saya sendiri tak bisa mengendalikan karakter sang tokoh. Saya memulai tulisan Laskar Pelangi dengan kalimat-kalimat seperti paparan karangan anak kelas empat SD, namun selanjutnya mengalir. Saya pun tak menyangka kisah guru saya itu bisa mendapat apresiasi luar biasa.

12. “Saya menjadi seorang penulis yang berhasil karena saya memiliki mental kuat untuk menulis.

Langkah pertama untuk menjadi seorang penulis adalah memiliki mental kuat. Jangan takut untuk menulis. Jangan gamang untuk menulis.

13. Hindari writer's block dengan riset

Andrea masuk ke dalam pembahasan tentang langkah kedua menjadi penulis: proses kreatif. Ditegaskan, bahwa setiap penulis memiliki pemicu berbeda-beda untuk bisa menciptakan tulisan bagus, salah satunya adalah lokasi. 

Jakarta, menurut Andrea, adalah sebuah kota yang mematikan kreatifitas para seniman, sementara tempat seperti Ubud dinilai lebih inspiratif.

Lulusan cum laude ekonomi telekomunikasi Universite de Paris, Sorbonne, Perancis ini juga mengatakan bahwa setiap penulis sesungguhnya memiliki keahlian masing-masing. Andrea sendiri merasa kesulitan untuk menulis cerita fiksi, apalagi jika plot cerita tersebut menyoroti hal-hal berbau magis.

14. You have to be able to identify your own capacity in writing or producing any kind of art 

(Anda harus mampu mengindentifikasi kapasitas anda sendiri dalam menulis atau menghasilkan karya seni apa pun). 

Writer's block ini menurut Andrea dapat dihindari dengan melakukan riset yang benar. Bagi seorang Andrea Hirata, riset atau penelitian merupakan sebuah proses penting dalam pembuatan tulisan.

"Anehnya, rata-rata orang Indonesia tidak suka untuk melakukan riset, bahkan cenderung meremehkan kelas metodologi riset," imbuh Andrea.

15. Intinya timbulkan passion yang sangat kuat

Abidin Ghozali dalam kompasiana meringkas Andrea Hirata bilang, menulis ada sisi teknis dan non teknis, sisi teknis bisa dipelajari gampang. tapi terkadang untuk sisi non teknis yang suka dilupakan. Penting untuk punya gairah nulis yang sangat kuat. Pokoknya kalau ga menulis rasanya gatel. intinya timbulkan passion yang sangat kuat.

16. Tidak peduli mau mengangkat tema apa, atau mau ditujukan kepada anak-anak, remaja ataupun dewasa yang paling terpenting adalah melakukan riset sebanyak-banyaknya.

Andrea Hirata, memberi pesan kepada penulis pemula untuk memperbanyak riset agar bisa menghasilkan sebuah karya yang menarik.

Penulis yang namanya melejit berkat novel "Laskar Pelangi" ini mengatakan, dia terbiasa melakukan riset menulis. Contohnya, ia melakukan riset selama 3,5 tahun dan menuliskannya selama tiga minggu ketika menulis novel dwilogi "Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas".

17. Jika sudah melakukan riset, mau menulis dalam genre apapun akan bagus hasilnya.

Dia mengaku sudah mengenal riset sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Bermula dari tugas mengarang dari gurunya yang bernama Muslimah, Andrea kecil pertama kali melakukan riset di pasar ikan. Hasilnya pun tak main-main, novel "Laskar Pelangi" yang diterbitkan pada 2005 sudah dialih bahasakan ke dalam 25 bahasa dan terus bertambah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun