Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebelet Menahan Ide Berbuah Intuisi Kreatif

13 Maret 2023   13:11 Diperbarui: 13 Maret 2023   13:16 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh David McEachan (pexels.com), Kebelet Menahan Ide Berbuah Intuisi Kreatif

Memiliki terlalu banyak ide itu menyebalkan. Ide memang penting. Tetapi tidak lebih penting daripada apa yang kita lakukan dengan ide tersebut. Konon, punya banyak ide menunjukkan orang yang cerdas. Oke. Cerdas mencetuskan ide itu penting. Tetapi lebih penting mengeksekusi ide dengan kecerdasan itu.

Bagi saya, kebanyakan ide itu menyebalkan. Semakin banyak hal yang memenuhi pikiran. Akibatnya kita terhalang untuk segera mengambil keputusan. Jalur mana yang seharusnya kita ambil.

Menyebalkan itu ketika terlalu banyak ide brilian dan kita tak bisa berjalan ke manapun. Kita terpaku pada ilusi bahwa "kita orang cerdas". Terlalu banyak ide brilian dapat membuat seseorang terjebak dalam pemikiran dan tidak bisa mengambil tindakan yang tepat. Seseorang dapat terperangkap dalam keinginan untuk memiliki ide-ide brilian yang lebih banyak dan lebih baik lagi, sehingga mengalihkan perhatian dari tindakan yang harus diambil untuk mewujudkan ide-ide tersebut.

Selain itu, terlalu terobsesi dengan kecerdasan juga dapat menghambat kemajuan seseorang. Seseorang yang terlalu fokus pada keinginan untuk dianggap cerdas dapat kehilangan fokus pada tindakan dan kinerja yang sebenarnya. Terkadang, tindakan sederhana yang diambil dengan konsisten dapat menghasilkan hasil yang lebih baik daripada ide brilian yang tidak diwujudkan.

Fokus pada tindakan yang tepat dan terus belajar dari pengalaman. Ingat bahwa kesalahan dan kegagalan adalah bagian alami dari proses belajar dan pertumbuhan. 

Tidak ada yang benar-benar sempurna. Jadi, jangan biarkan keinginan untuk dianggap cerdas menghalangi kemajuanmu.

Pada titik tertentu, menjadi bodoh itu menenangkan . . . sekaligus menakutkan.

Ada saat-saat di mana menjadi terlalu cerdas atau terlalu menuntut diri sendiri untuk terus belajar dan berkembang dapat menimbulkan rasa cemas atau tekanan yang berlebihan. Dalam beberapa kasus, menjadi "bodoh" atau merendahkan diri sendiri dapat memberikan rasa tenang karena tidak perlu terus menerus mempertahankan citra kecerdasan atau keunggulan.

Namun, menjadi bodoh juga bisa menakutkan karena berarti kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis dan membuat keputusan yang tepat. Jika seseorang terlalu puas dengan keadaan saat ini dan tidak mencoba untuk terus belajar dan berkembang, ia mungkin terjebak dalam siklus stagnasi yang dapat menghambat kemajuan dan pertumbuhan.

Sebagai gantinya, cobalah untuk mencapai keseimbangan antara belajar dan bersantai. Jangan terlalu keras pada diri sendiri untuk terus menjadi lebih cerdas atau sempurna. Selalu meningkatkan diri, tetapi juga nikmati perjalanan dan rayakan pencapaian kecil.

Tidak ada yang istimewa jika kamu selalu melihat dari sisi negatif, selalu apatis. Segala hal menjadi luar biasa, megah, mewah, jika kamu selalu menghargai apapun yang terjadi. 

Ada cara untuk membantu memudahkan proses pemilihan dan memastikan bahwa kita memilih ide yang tepat. 

Pertama, kita harus menentukan tujuan dan nilai-nilai yang penting bagi kita. Dengan memiliki tujuan yang jelas dan nilai-nilai yang jelas, kita dapat menyaring opsi yang tidak relevan dan fokus pada ide yang lebih cocok dengan kebutuhan kita.

Kedua, kita dapat mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap ide dan melihat bagaimana mereka cocok dengan tujuan dan nilai-nilai kita. Berpikir kritis dan objektif tentang setiap ide dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih baik dan menghindari kesalahan.

Terakhir, kita dapat mendengarkan intuisi kita dan mempercayai naluri kita. Terkadang,

 intuisi kita dapat memberikan sinyal yang kuat tentang ide yang tepat untuk kita, meskipun sulit untuk dijelaskan secara rasional.

Jadi, sementara ide mungkin tidak bisa memilih kita, kita dapat menggunakan pendekatan yang terstruktur dan berpikir kritis untuk memilih ide yang tepat untuk kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun