Rina lebih suka menjadi sastrawati. Orang yang bermain dengan kebenaran. Memasak kata-kata sampai matang. Ia membenci politikus. Karena politik itu kotor, keji dan tak punya nurani.
Politik adalah alat merampok rakyat. Itulah keyakinan Rina. Terlahir dan besar di keluarga politikus. Ia paham betul masalah orang-orang pengejar kekuasaan.
Ilmu strategi politik sudah menjadi bagian dari hidupnya. Bahkan sejak ia belum terlahir ke dunia.Â
Takdir membawanya berkenalan dan tenggelam dalam sari pati kehidupan politikus. Ia makan dari hasil pekerjaan seorang politikus. Ia minum dari ibu yang menjadi istri setia seorang politikus.
Bagi Rina, politikus adalah pembohong.
***
"Aku ingin menikahimu. Aku selama ini memendam perasaan ini kepadamu. Sejak duduk di bangku SMP. Aku tidak pernah bisa mencintai orang lain."
Itulah perkataan Aldo kepada Rina. Sebelum Aldo berjalan membelakangi Rina.
Rina tak menjawab sepatah pun kata. Antara tidak percaya. Ingin Ia tertawa terbahak-bahak. Namun melihat ekspresi Aldo yang tampak bersungguh-sungguh. Rina tak sampai hati mentertawakan Aldo.
***
Masalahnya sebenarnya sederhana. Hari ini Rina akan berangkat ke Paris untuk mengejar S2 Bidang Seni Sastra. Aldo mengantar Rina sampai ke Bandara.