Kesepian adalah penyakit manusia modern. Meskipun banjir informasi setiap detik. Pun demikian tak lantas menghapus kesepian dari hati umat manusia.
Segala cara dilakukan, hiburan yang buka 24 jam. Pun tak lantas bisa menghibur hati yang luka, gelisah, merana.
Mengumpat pada pemerintah, meskipun di pendam sendiri. Pun tak lantas membuat hati rakyat menjadi lega.
Bisa saja kamu menciptakan teori yang bisa menyelesaikan masalah kesepian. Tetapi, kesepian tidak lantas pergi begitu saja meskipun dunia semakin bising.
Kita hanya mengisi waktu, karena kita tak pernah bisa benar-benar lepas dari yang namanya rasa sepi. Rasa lelah, gelisah, tak punya arah. Seolah hidup sendiri di belantara manusia modern.
Ingat-ingat lagi, kapan terakhir kamu merasa kesepian?
Bagaimana rasa sepi itu kini telah luntur? Apakah karena kesibukan, lantas rasa sepi itu sirna begitu saja? Atau rasa sepi itu kamu nikmati dalam diam. Meraba-raba, isyarat apa yang Tuhan sedang berikan?
Menikmati hiburan yang beraneka ragam memang menyibukkan. Memberi otak banyak pikiran untuk dipikirkan. Tetapi, tidak lantas membuatmu merasa puas dengan keadaan.
Bercerita panjang lebar kepada dunia, pun tak berarti apa-apa. Karena pada akhirnya, dunia hanya akan merekam kesimpulan yang kamu berikan.
Bisa jadi, kesepian adalah ruang untuk merajut simpul-simpul isyarat alam. Agar hatimu lebih peka, perasaanmu tak mudah terluka dan mentalmu menjadi tangguh.
Cerita-cerita di novel, berita koran dan curhat teman. Pun bisa jadi bukan tempat kamu memberikan saran terhebatmu. Bisa jadi, ketika kamu merasa sedang menghibur sahabatmu, merasa menjadi pihak yang memberi. Padahal di dalam relung terdalam dirimu. Kamu merasa sedang menjadi pihak yang dihibur.
Kesepian tak bisa dihindari. Ataupun sesuatu yang harus segera kau enyahkan.Â
Kesepian hanyalah jeda dari satu momen kebahagiaan ke momen kebahagiaan yang lain.
Terus mencari, terus membaca dan kau mungkin akan terdasar bahwa kau tak akan pernah benar-benar memberi sesuatu kepada dunia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H