***
Hari minggu yang cerah. Tidak ada kelas. Tetapi aku ingin ke kampus. Kunyalakan besi tuaku, sedikit pemanasan lima menit. Cukup mantap.
Baru beberapa meter aku melaju di jalan raya.
"TIN... TIN TINNN!!!"
Klakson dari arah belakang mengagetkanku. Motor Ninja itu segera menyalipku dari belakang. Dari perawakan tubuhnya, aku mengenalinya, namanya Deni. Teman sekelas, anak pejabat.
Deni melaju secepat kilat jauh di depanku. Beberapa kali kudengar Deni menggeber-geber ninjanya. Dalam hatiku, "Hati hati Den, gak usah buru-buru".
***
Tiga puluh menit berselang. Deni berhenti di lampu merah. Memang dia berada di garis depan persis sebelum zebra cross. Jarak antara aku dan Deni hanya terpaut kurang lebih sepuluh meter.
Lho lho lho. Bayangkan dengan kecepatan yang berlipat-lipat dibandingkan denganku. Akhirnya aku bisa pada posisi yang sama menunggu lampu merah berubah menjadi hijau. Dengan jarak yang tidak berbeda jauh!
Ngapain dia menggeber-geber gaspol. Pamer skill di jalan raya. Tempat segala hal dikejar dengan tanpa ampun. Kalau pada akhirnya akan sampai di waktu yang mungkin terpaut hitungan detik.
Apa gunanya melaju dengan kecepatan tinggi. Kalau akhirnya sampai bersamaan dengan orang yang melaju santai menikmati perjalanan.Â