Dingin memeluk
Ayam berkokok
Surau memutar tilawah
Asap mengepul dari cerutu
Seorang lelaki terpaku pada waktu
Mengepal tangan bibir meringis
Entah apa yang telah ia regas
Malam telah berlalu
Pagi belum juga datang
Televisi dan radio telah bungkam
Pemimpin negara sudah mulai bangun
Kata-kata seolah kehilangan makna
Dedaunan anggun tak bergoyang
Angin laut belum datang
Mungkin sebentar lagi
Pagi
Datang dengan segenggam kesibukan
Siang
Menyengat saat yang tepat untuk sejenak memejamkan kedua mata
Sore
Tubuh siaga penuh
Kemana perginya mimpi
Ketika pagi telah menyelimuti
Apakah akan sirna
Ditelan bising knalpot
Tolong jangan datang
Ketika siang penuh agenda
Karena hidup tak cuma soal mimpi dan angan
Ada kerja keras
Memeras keringat
Agar tetap sehat wal afiat
Tidak pernah ada yang bisa gantikan keringat
Tidak juga darah
Punya tugas sendiri
Jalan panjang di depan mata
Di pagi yang penuh renjanaÂ
Sudahi bermimpi
Peras keringat
Bangun masa depan cerahÂ
PerlahanÂ
Terus berjalan
Selalu ada kesempatan baruÂ
Ketika pagi datang
Selalu ada jalanÂ
Untuk setiap langkah yang tak pernah patah
Untuk setiap tekad yang tak pernah berkaratÂ
Ketika niat sudah terucap
Ayunkan langkah dengan mantap
PastiÂ
Pasti
Pasti
Doa pasti mustajab
Untuk mereka yang bergantung pada Sang Maha SegalanyaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H