Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sudahi Bermimpi, Peras Keringat, Bangun Masa Depan Cerah

12 Desember 2022   04:04 Diperbarui: 12 Desember 2022   06:49 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Oleksandr Pidvalnyi (pexels.com) pegunungan saat matahari terbit.

Dingin memeluk

Ayam berkokok

Surau memutar tilawah

Asap mengepul dari cerutu

Seorang lelaki terpaku pada waktu

Mengepal tangan bibir meringis

Entah apa yang telah ia regas

Malam telah berlalu

Pagi belum juga datang

Televisi dan radio telah bungkam

Pemimpin negara sudah mulai bangun

Kata-kata seolah kehilangan makna

Dedaunan anggun tak bergoyang

Angin laut belum datang

Mungkin sebentar lagi

Pagi

Datang dengan segenggam kesibukan

Siang

Menyengat saat yang tepat untuk sejenak memejamkan kedua mata

Sore

Tubuh siaga penuh

Kemana perginya mimpi

Ketika pagi telah menyelimuti

Apakah akan sirna

Ditelan bising knalpot

Tolong jangan datang

Ketika siang penuh agenda

Karena hidup tak cuma soal mimpi dan angan

Ada kerja keras

Memeras keringat

Agar tetap sehat wal afiat

Tidak pernah ada yang bisa gantikan keringat

Tidak juga darah

Punya tugas sendiri

Jalan panjang di depan mata

Di pagi yang penuh renjana 

Sudahi bermimpi

Peras keringat

Bangun masa depan cerah 

Perlahan 

Terus berjalan

Selalu ada kesempatan baru 

Ketika pagi datang

Selalu ada jalan 

Untuk setiap langkah yang tak pernah patah

Untuk setiap tekad yang tak pernah berkarat 

Ketika niat sudah terucap

Ayunkan langkah dengan mantap

Pasti 

Pasti

Pasti

Doa pasti mustajab

Untuk mereka yang bergantung pada Sang Maha Segalanya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun