Ekspektasi merusak serunya pengalaman baru. Kita terlalu sering menilai sebuah pengalaman berdasarkan tolak ukur ekspektasi. Apakah sebuah pengalaman tersebut sesuai atau tidak dengan apa yang kita bayangkan sebelumnya. Kita jarang sekali menikmati momen atau sebuah pengalaman baru sebagaimana ia ada.Â
Harapan merusak pengalaman. Harusnya mendebarkan, memicu penasaran, jadi tidak epic lagi. Akibat terdistorsi ekspektasi.
Ekspektasi adalah pembunuh "aha momen" yang licik. Manis tapi menipu.
Harapan kamu terhadap segala sesuatu akan membunuh sensasi pengalamanmu. Jika kenyataan sesuai harapanmu, maka kamu akan oke-oke saja.Â
Bagaimana jika...
Jika kenyataan tak sesuai harapanmu engkau justru mengeluh. "Kenapa kenyataan tak sesuai harapanku?" ujarmu begitu.
Ah, kamu memang belagu.
Asal kamu tau. Harapanmu adalah bibit kekecewaan. Karena suatu saat ketika kenyataan tak seirama harapanmu. Tentu kau kecewa bukan?
Kena deh!
Jangan terlalu berharap. Jangan. Berharap itu berat. Kau akan lebih mudah kecewa daripada bahagia. Jika kau terus menggenggam harapan, kau tak akan tahu ajaibnya pengalaman.
Itupun jika kau percaya ocehanku. Jika tidak pun, bodo amat.
Sekali lagi, ku peringatkan padamu. Janganlah terlalu berharap. Berharap boleh, tapi ketika harapan itu tak berwujud. Janganlah lantas kecewa tertatih-tatih. Menghukum diri dengan rasa benci, tidak terima, apalagi putus asa.
Jackpot: Pengalaman
Sejatinya, ketika harapanmu tak jadi nyata. Itu pertanda jackpot telah tiba : pengalaman!
Pengalaman adalah sejenis kenyataan yang tak terduga. Jika kau selalu menyimpan harapan terhadap segala hal. Maka ketika harapan itu menjadi nyata. Itu bukan lagi pengalaman. Melainkan harapan yang berubah wujud. Namun jika harapanmu tak jadi nyata. Engkau masuk ke dalam jurang kekecewaan.
Jadi, kalau kau tidak mau kecewa. Jangan berharap. Jangan menyimpan harapan. Apalagi memeliharanya.
Lakukan apa yang ingin kau lakukan. Lakukan sampai batas terkuat kemampuanmu. Jangan harapkan hasilnya seperti apa nanti. Nikmati setiap derap langkahmu, masa mudamu, kesenanganmu, kasing sayangmu, cintamu, prosesmu. Nikmati pekerjaanmu, lelah kerjamu, deras keringatmu dan juga jerik payahmu.
Nol Ekspektasi
Jika kau tak selalu menduga apa yang akan terjadi nanti. Maka kau akan selalu menemui pengalaman baru. Setiap hari.
Pengalaman hidup yang kita nikmati tanpa ekspektasi akan terasa seru dan tanpa beban.Â
Menjadi puas karena pengalaman hidup yang memang memuaskan. Bukan merasa puas ketika pengalaman serasi dengan ekspektasi.
Jangan bergantung pada ekspektasi.
Nikmati segala sesuatu sebagaimana adanya.
Ekspektasi membatasi ruang rasa, sensitifitas, kepekaan kita terhadap pengalaman itu sendiri.
Cara mengeceknya gampang. Apakah kamu mudah kecewa terhadap apapun? Mudah kecewa dengan keadaan? Mudah kecewa dengan situasi?
Yang sebenarnya biasa saja. Karena tidak sesuai dengan aplikasi (baca: ekspektasi), lantas kamu kecewa dengan keadaan.
Padahal, bisa jadi, jika kamu nol ekspektasi. Pengalaman yang mengecewakan itu bisa saja kamu anggap sebagai pengalaman hidup yang tak terlupakan.
***
Bagimana menurut Anda?
Share di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H