Seberapa pun banyaknya buku yang kamu baca. Tidak ada artinya jika mudah lupa. "Ocehan" sebelum tidur adalah solusinya. Bahasa kerennya selftalk. Apa yang kamu bicarakan dengan dirimu sendiri. Â
Kenapa selftalk sebelum tidur itu penting?Â
Karena apa yang kamu masukkan ke dalam pikiran hanya melekat ketika gelombang otak pada kondisi trance.
Dalam kondisi trance, ide apapun, informasi apapun yang masuk ke dalam otak, akan disimpan sebagai sebuah ingatan.Â
Ketika pikiran bawah sadar aktif (pikiran yang menyimpan ingatan jangka panjang), siap menampung segala hal yang kamu inginkan.Â
Apa ciri-ciri seseorang yang sedang mengalami trance?Â
Menerima ide tanpa mengkritik.
Ide bisa beruba apa saja. Pelajaran hidup, pelajaran sekolah, materi kuliah, tugas di kantor, ide usaha dan wejangan orang tua.
Anggap saja begitu. Itu baru secara definisi.
Ciri-ciri Trance
Apa ciri-ciri fisik kondisi trance?Â
- Kondisi dahi yang berkebalikan dari biasanya. Jika dalam kondisi normal dahi Anda datar saja, kemudian dahi Anda tiba-tiba berkerut. Muncul satu ciri trance.
- Begitu juga sebaliknya, jika biasanya dahi Anda mengguratkan nadi. Tiba-tiba kondisinya berubah menjadi datar, tidak nampak ada urat yang keluar. Muncul ciri trance.
- Mata tidak berkedip. Mata berkedip cepat. Mengeluarkan air mata. Mata memerah.
- Hidung kembang kempis. Hidung memerah. Telinga memerah.
- Malas ngomong.
Itulah sedikit dari tanda-tanda trance.Â
Dalam kondisi trance, ide apapun yang kamu masukkan ke dalam pikiranmu. Ocehan apapun yang kamu utarakan kepada dirimu sendiri. Pasti melekat dalam ingatan kamu.
Saya katakan pasti. Karena begitulah adanya. Itu namanya ilmu bahasa pemrograman pikiran. Secara singkat bisa disebut sebagai ilmu hipnosis.Â
Hubungan antara Selftalk, Trance dan Ingatan
Ketika kamu mengoceh hal-hal yang ingin kamu kuasai. Dalam kondisi pikiran trance, maka akan menghasilkan ingatan jangka panjang.Â
Ingatan dibagi menjadi dua, ingatan jangka panjang dan ingatan jangka pendek.
Ketika sebuah informasi kamu anggap penting. Maka kamu akan sering-sering memikirkannya. Salah satu caranya adalah dengan membaca. Ada juga dengan cara membaca sambil mengucapkan.
Ketika sebuah informasi kamu anggap tidak penting. Kamu akan dengan mudah melupakannya. Contohnya, hari ini adalah hari Rabu, masih ingatkah kamu, ketika kamu sarapan di hari Rabu pekan kemarin, kamu makan apa. Apakah kamu masih ingat?
Ingatan Jangka PanjangÂ
Jika kamu ingin memiliki ingatan jangka panjang. Misalnya, tentang studi yang kamu pelajari saat ini.
Kamu bisa melatih dengan belajar dalam keadaan trance.
Simpelnya, keadaan yang mendukung kamu dalam memahami, mencerna dan menghafal materi secara keseluruhan.
Bisa dengan suasana lingkungan yang nyaman. Bisa mendengar musik relaksasi. Lagu kesukaan kamu. Dan banyak hal lainnya.
Temukan atau ciptakan lingkungan yang paling nyaman menurut kamu. Kuncinya, seberapa kenyamanan yang kamu butuhkan, penuhi dulu. Baru belajar.
Dengan demikian, apa yang kamu pelajari dalam kondisi yang paling kamu inginkan, akan menjadi ingatan jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H