Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Selamat Tinggal Teori Cinta

4 Desember 2022   01:01 Diperbarui: 4 Desember 2022   01:08 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, dulu saya pernah belajar tentang Teori Segitiga Cinta. 

Teori itu berbunyi, cinta terdiri atas tiga dimensi; ketertarikan fisik, kedekatan emosional dan komitmen. 

Jika tiga dimensi ini tidak terpenuhi, sesuatu yang kita anggap cinta, bukanlah cinta. 

Jika hanya berupa ketertarikan fisik, itu namanya nafsu. Jika berupa kedekatan emosional itu namanya persahabatan. Dan jika hanya komitmen, itu namanya perjanjian. Sama halnya perjanjian bisnis.

Untuk menuju cinta yang utuh. 

Sebentar, bukan menuju tetapi mengenali. Apakah perasaan berbunga-bunga yang kamu rasakan adalah cinta atau bukan. Harus memakai tiga indikator teori segitiga cinta.

Apakah kamu tertarik secara fisik atau tidak. Apakah kamu punya kedekatan emosional dengan doi atau tidak. Apakah kamu siap komitmen atau tidak.

Dengan menjawab tiga pertanyaan tersebut, sudah gamblang terpampang. Seberapa kualitas perasaan dan level cinta yang sedang kamu rasakan.

Kira-kira begitu.

 Mari kita bahas sedikit lebih dalam.

1. Ketertarikan Fisik

Jangan melulu mengharapkan mendapatkan orang baik. Baik itu harus. Baik itu normal. Baik itu standar. Jadi baik merupakan keharusan setiap orang.

Ketika kita mencari pasangan hidup, carilah yang sesuai kriteria ketertarikan fisik. Seseorang yang ketika kita melihatnya, kita bahagia, kita "ON".

Kita bisa tertarik kepada banyak orang, tetapi ketertarikan fisik yang sangat kuat. Atau secara kasar, disebut nafsu itu penting dalam berumah tangga.

Ada sebuah hipotesa, bahwa kecerdasan seorang anak dipengaruhi seberapa dahsyat syahwat dua orang dalam berhubungan badan. 

Benarkah?

Hingga sekarang, saya belum pernah membaca penelitian yang membahas hal ini secara dalam.

Dalam pengembaraan asmara, seseorang terkadang lebih mempertimbangkan tentang, apakah seseorang itu baik atau tidak. Jika baik, maka dia akan mencintai. Jika dia pikir doi "tidak baik", dia tidak (jadi) mencintai.

Ketertarikan fisik itu penting. Meskipun variabel lainnya juga penting.

2. Kedekatan Emosional

Kini, teknologi komunikasi berkembang pesat. Sarana untuk berkomunikasi berkembang cepat. Tetapi, teknologi yang sedemikian canggih, ternyata melahirkan kesepian yang teramat dalam?

Apakah kamu juga merasakannya?

Lebih banyak menatap layar daripada bercakap-cakap. Padahal kedekatan emosional mana mungkin bisa terjalin tanpa komunikasi.

Kedekatan emosional sering kita temukan pada pola hubungan persahabatan. Orang yang kita sukai, orang yang bisa membuat kita merasa nyaman, aman dan tanpa beban. 

Sahabat menyediakan tempat bagi kita untuk dapat melepaskan topeng. Bebas merdeka berbicara apa saja, karena kita yakin, dia bisa jaga rahasia. Sahabat bisa selalu menerima kita, apa adanya.

Kedekatan emosional juga butuh waktu.

3. Komitmen

Komitmen itu penting, ketika tubuh sudah berubah. Kondisi emosional gonjang ganjing, komitmen adalah sesuatu yang menyatukan kamu dan doi.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun