Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dialog Sebelum Tidur #2 Penulis Pemula Indonesia Bukan Main

1 Desember 2022   23:01 Diperbarui: 1 Desember 2022   23:09 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Anda kelahiran tahun 90-an ke bawah pasti tidak asing dengan Multiply. Platform blogging yang telah lama ditinggal para peminatnya.

Waktu berjalan cepat bagaikan kilatan cahaya senter tukang parkir. Waktu berkenalan dengan internet, saya masih duduk di bangku MTs. Saya harus menempuh jarak kurang lebih 10 km. 

Dari kampung saya Banjaragung, Kecamatan Bangsri sampai ke Pasar Mlonggo. Hanya untuk dapat merasakan apa itu internet. Apa itu Gmail. Apa itu Multiply.

Hari ini kita dibanjiri dengan beragam pilihan dan kemudahan yang dilayani internet. Platform blogging bertebaran. Padahal untuk orang yang biasa saja bakat menulisnya. Platform blogging yang bejibun itu adalah pilihan yang membingungkan. 

Mau menulis dimana, menulis apa, konsisten di topik apa. Kegelisahan apa yang harus diangkat. 

Baru memikirkan untuk fokus saja sudah menghabiskan banyak waktu. 

Maka saya berkesimpulan bahwa menulis adalah pekerjaan seni. Bagi siapapun yang melakukan pekerjaan menulis dengan imajinasi tingkat tinggi soal pendapatan. Bisa dipastikan akan lemes di tengah jalan.

Karena butuh ekstra pengorbanan yang tidak main-main. 

Meski pada awalnya sangat menarik dan asyik. Nyatanya banyak juga yang berakhir mengutuk sebuah istilah bernama writer's block. Sebuah mitos yang patut dipertanyakan.

Bagaimana pun kualitas penulis yang ada. Sampai yang modal kopas. Hal ini menunjukkan bahwa minat orang Indonesia terhadap dunia tulis-menulis terus meningkatkan. 

Saya kagum dengan banyaknya anak muda yang masih duduk di bangku SMA. Menulis novel yang amat banyak. Memenuhi berbagai platform menulis yang baru muncul beberapa tahun belakangan.

Kualitas novelnya memang debatable. Tetapi karya mereka, semangat mereka, produktivitas mereka menunjukkan semangat juang generasi muda Indonesia. 

Seburuk apapun patut diacungi jempol.

Dalam perjalanan waktu kualitas pasti meningkat seiring bertambahnya jam terbang kepenulisan.

Bagaimana menurut Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun