Mohon tunggu...
Irhab Prayata
Irhab Prayata Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV 3 UNEJ: Inovasi Kemasan dan Branding Produk Pakaian Memanfaatkan Digital Marketing

1 September 2021   00:10 Diperbarui: 1 September 2021   00:56 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecamatan Sumbersari adalah wilayah yang terletak di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kecamatan Sumbersari memiliki luas wilayah 37,04 KM2 dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 131.669 jiwa. 

Kecamatan Sumbersari terbagi menjadi 7 wilayah kelurahan yaitu Kranjingan, Wirolegi, Karangrejo, Kebonsari, Sumbersari, Tegalgede, dan Antirogo. Kelurahan Kranjingan memiliki luas wilayah 5,01 Km2, Wirolegi 6,94 Km2, Karangrejo 5,51 Km2, Kebonsari 3,94 Km2, Sumbersari 4,88 Km2, Tegalgede 2,56 Km2, dan Antirogo 8,2 Km2. 

Sedangkan jumlah penduduk, jenis kelamin di wilayah Sumbersari yaitu penduduk laki-laki sebanyak 65.544 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 66.125 jiwa dengan total penduduk wilayah Sumbersari yaitu 131.669 jiwa. Dan agama yang paling banyak dianut oleh penduduk sumbersari yaiyu agama islam dengan jumlah pemeluk yaitu 126.311 jiwa (Badan Pusat Statistika Kabupaten Jember, 2020).

Penduduk wilayah Sumbersari memiliki beberapa mata pecaharian utama yang telah dilakukan sensus penduduk yaitu bidang pertanian sebanyak 7.434, bidang industry 5.602, bidang konstruksi 2.049, bidang perdagangan 18.316, bidang angkutan atau transportasi 2.862, dan lain lainya yaitu 33.362 (Badan Pusat Statistika Kabupaten Jember, 2020).

 Pada KKN BTV periode 3 saat ini tema yang saya mengambil topic yaitu Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19 dan potensi wilayah di Sumbersari dibidang perdagangan cukup besar karena wilayah Sumbersari berada di pusat kota Jember sehingga transportasi untuk akses perdangan sangat mendukung, selain itu wilayah Sumbersari terdapat beberapa tempat pembelajaran yang bias dimanfaatkan untuk mendagangkan barang dagangan.

Teknik penjualan usaha pakaian yang ditekuni oleh pemilik usaha di wilayah Sumbersari masih dilakukan dengan hanya penyebaran di Whatsapp dan dari mulut ke mulut karena belum memiliki tempat berjualan secara online selain Whatsapp sehingga penyebaran informasi tentang produk yang dijual masih sangat sempit dan belum luas, terlebih di kondisi pandemic COVID-19 yang belum juga selesai sehingga sangat mempengaruhi dari sisi pendapatan dari pemilik usaha. 

Usaha pakaian yang biasanya dapat dipromosikan dengan bertemu langsung dengan pembeli saat tidak bisa dilakukan karena resiko tingkat penularan COVID-19 cukup tinggi terlebih lagi saat ini berlaku Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menambah sempit ruang gerak pemilik usaha untuk menjajakan dagangannya.

Permasalahan yang muncul tersebut melahirkan ide bagi saya di kegiatan Kuliah Kerja Nyata Back to Village tahun ini untuk merancang program kerja dan inovasi yang bermanfaat untuk pemilik usaha pakaian agar bisa mengembalikan penghasilan usaha yang didapat seperti pada waktu sebelum terjadinya COVID-19. 

Saya akan memberikan edukasi dan membuat inovasi pada kemasan yang akan dibuat untuk membungkus barang yang dibeli oleh konsumen sehingga memiliki daya tarik tertentu untuk penjualan produk pakaian di wilayah Sumbersari tersebut. Dan membuat lapak di online shop untuk memluas target pasar yang dituju oleh pemilik usaha, sehingga diharapkan pemilik usaha dapat meneruskan inovasi yang saya tawarkan dari identifikasi permasalahan yang telah dilakukan.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertujuan untuk memberikan pengalaman pengabdian dan pemberdayaan masyarakat kepada mahasiswa mengalami penyesuaian pelaksanaan karena situasi pandemi COVID-19. Oleh karen itu, mahasiswa yang melaksanakan KKN membuat program kerja dengan tetap mematuhi protokol pencegahan COVID-19 dan SOP KKN Back to village.

Progam kerja Inovasi Kemasan dan branding produk pakaian dengam memanfaatkan digital marketing merupakan program kerja yang bertujuan untuk pemberian pembimbingan dan pelatihan optimalisasi bisnis online secara kreatif di media sosial Instagram dan online shop shopee kepada pelaku usaha pakaian di wilayah Sumbersari, Kabupaten Jember. 

Adapun pembimbingan dan pelatihan yang dilakukan terdapat beberapa metode, diantaranya memberikan materi tentang cara mengemas produk dan berbisnis online secara kreatif di masa pandemi COVID-19 kepada usaha pakaian dengan tujuan agar usaha pakaian tersebut mendapat gambaran tentang pentingnya pengembangan bisnis di dunia online. 

Hal ini dilakukan agar sasaran mengerti akan pentingnya sebuah produk yang menarik dan dibutuhkan pasar.

Awal perencanaan kegiatan ini, dilakukan komunikasi dan meminta izin kepada pemilik usaha, dukungan dalam berlangsungnya program KKN Back to Village. 

Pada tahap perencanaan ini diidentifikasikan permasalahan usaha pakaian di Desa Sumbersari terkait dengan penurunan penghasilan yang dialami, serta mendiskusikan segala hal mengenai pelaksanaan pengabdian baik konsep pelaksanaan kegiatan maupun solusi yang akan dilakukan untuk pengoptimalan bisnis usaha pakaian yang ditekuni sasaran. Demikian juga didiskusikan langsung dengan sasaran mengenai perencanaan program yang akan di realisasikan kepada usaha pakaian.

Sasaran program kerja adalah penjual kerudung yang berlokasi di wilayah sumbersari. Penjual tersebut menjual dagangannya dengan cara menjual melalui story whatsapp dan promosi dari mulut ke mulut.

Pada masa pandemi, sasaran mengalami penurunan penghasilan. Saya merasa penurunan penghasilan dapat terjadi karena metode penjualannya belum efektif sehingga saya berinovasi dalam pengemasan dan metode penjualannya.

Salah satu metode pengoptimalan penjualan kerudung yaitu pengemasan yang baik dan menarik. Pengemasan yang baik dan menarik tidak hanya menjaga kualitas produk tetapi juga dapat dijadikan alat promosi. Konsumen yang menerima produk dalam kondisi baik akan percaya pada penjual produk sehingga saya berharap konsumen akan membeli produk kerudung di penjual yang sama. 

Selain itu, ketika konsumen menerima produk yang dikemas dengan baik dan menarik, mereka tak segan untuk mengupdate ke social media. 

Saat ini, sasaran progam kerja mengemas kerudung hanya menggunakan plastik. Oleh karena itu, kami berinovasi dengan memberikan ide pengemasan menggunakan box serta menambahkan kartu ucapan dan dikemas dengan cara seindah mungkin. 

Produk kerudung yang dijual dengan pengemasan yang baik dan menarik juga dapat dijadikan referensi hadiah sehingga sasaran progam kerja tidak hanya menjual kerudung kepada konsumen yang membutuhkan kerudung tetapi juga konsumen yang hendak memberikan hadiah kepada teman dan keluarga. Harapan saya dengan adanya pengemasan baik dan menarik, sasaran dapat memiliki konsumen tetap dan menambah target pasar.

Pandemi COVID-19 dapat membatasi sasaran dalam melakukan penjualan. Namun, seiring dengan banyaknya pengguna internet di Indonesia, potensi digital marketing melalui sosial media dan online shop memiliki peluang besar. Oleh karena itu, sasaran program kerja perlu memanfaatkan sosial media sebagai media promosi demi meraih pasar yang lebih luas. 

Saya merekomendasikan Instagram sebagai sosial media yang digunakan dan Shopee sebagai online shop. Penggunaan sosial media dan online shop diharapkan memili manfaat bagi sasaran program kerja seperti membangun interaksi dengan konsumen, memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan kompetitor, dan menghemat biaya promosi.

Irhab Prayata Zuhdi/KKN BTV UNEJ 35/Sumbersari/DPL: Dina Tsalist Wildana, S.H.I., LL.M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun